Waspada Anxiety! 5 Alasan Mengapa Otak Kita Membenci Suara Dering Telepon

"Jantung berdebar saat HP berbunyi? Waspada anxiety! Simak 5 alasan psikologis mengapa otak kita membenci suara dering telepon dan memicu stres."
Jantung berdebar saat HP berbunyi? Waspada anxiety! Simak 5 alasan psikologis mengapa otak kita membenci suara dering telepon dan memicu stres. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Apakah jantung Anda tiba-tiba berdegup kencang saat mendengar ponsel berdering?

Atau mungkin tubuh Anda menegang secara refleks sebelum memutuskan untuk mengangkat atau membiarkannya mati? Jika iya, Anda perlu waspada.

Fenomena ini bukan sekadar rasa malas, melainkan tanda respons tubuh terhadap stres.

Di dunia psikologi, ketakutan atau kecemasan berlebih terhadap interaksi telepon dikenal dengan istilah telephonophobia.

Baca Juga: Bukan Anti-Sosial, Ini 3 Alasan Cerdas Mengapa Kita Perlu Menjauh dari Notifikasi HP

Bagi sebagian orang, dering telepon bukan lagi panggilan komunikasi, melainkan sinyal “bahaya” yang memicu kecemasan (anxiety).

Mengapa alat yang diciptakan untuk memudahkan komunikasi ini justru dibenci oleh otak kita?

Berikut adalah 5 alasan psikologis mengapa suara dering telepon bisa menjadi musuh bagi kesehatan mental Anda:

1. Interupsi Paksa pada Kinerja Otak

Otak manusia menyukai pola dan fokus. Saat Anda sedang asyik bekerja atau bersantai, dering telepon bertindak sebagai “interupsi paksa”.

Berbeda dengan pesan teks yang bisa menunggu, dering telepon menuntut perhatian detik itu juga.

Secara neurologis, ini memaksa otak untuk melakukan switch-tasking yang drastis.

Perubahan mendadak ini dianggap otak sebagai gangguan, yang kemudian memicu rasa kesal dan lelah mental.

2. Respons ‘Fight or Flight’ Akibat Trauma Masa Lalu

Secara tidak sadar, otak kita adalah mesin penyimpan memori yang canggih.

Jika Anda pernah menerima kabar buruk, berita duka, atau omelan atasan melalui telepon, otak akan mengasosiasikan suara dering tersebut dengan ancaman.

Akibatnya, setiap kali ponsel berbunyi, tubuh merespons dengan mekanisme pertahanan diri (fight or flight), melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin, bahkan sebelum Anda tahu siapa yang menelepon.

3. Tekanan Spontanitas (Performance Anxiety)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id