Roda Organisasi KONI Kota Pontianak Melemah, Musorkot Belum Teragenda, Beberapa Cabor Terkendala Rekomendasi

Sekretariat KONI Kota Pontianak di Jalan Ampera
Sekretariat KONI Kota Pontianak di Jalan Ampera. Foto: HO/Faktakalbar.id

Faktakalbar.id, PONTIANAK – Dinamika organisasi olahraga di ibu kota Kalimantan Barat tengah memanas. Kinerja Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Pontianak kini mendapat sorotan tajam dari berbagai pengurus Cabang Olahraga (Cabor).

Selama hampir dua bulan terakhir, aktivitas organisasi dinilai vakum. Tidak ada agenda rapat koordinasi maupun rapat pleno yang lazimnya rutin digelar untuk membahas program pembinaan.

Kondisi ini memicu keresahan di kalangan internal Cabor yang membutuhkan kepastian arah organisasi. Apalagi, KONI Kota Pontianak kini dihadapkan pada agenda krusial empat tahunan, yakni Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot).

Baca Juga: Sultan Melvin Resmi Daftar Calon Ketua KONI Kalbar 2025-2029, Berkas Dinyatakan Lengkap!

Musorkot merupakan forum tertinggi dan strategis bagi Cabor untuk mengevaluasi kinerja pengurus lama, menerima laporan pertanggungjawaban, serta menentukan nakhoda baru.

Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda atau informasi resmi mengenai jadwal pelaksanaan agenda tersebut.

Tokoh Olahraga Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar, secara tegas mengingatkan bahaya kevakuman ini.

“KONI Kota Pontianak tidak boleh vakum terlalu lama. Ketika rapat koordinasi dan pleno tidak berjalan, pembinaan atlet ikut terganggu. Musorkot harus segera dijadwalkan agar proses demokrasi organisasi berjalan sebagaimana mestinya,” tegas Herman.

Menurutnya, ketidakjelasan jadwal Musorkot di saat masa bakti kepengurusan periode 2021-2025 hampir berakhir, menimbulkan tanda tanya besar di kalangan insan olahraga.

“Tentunya menimbulkan tanda tanya besar di kalangan insan olahraga. Kenapa ini bisa terjadi, bagaimana sebenarnya kondisi KONI Kota saat ini, apa penyebabnya. Ini mestinya segera ada solusi,” paparnya.

Herman menekankan bahwa komunikasi terbuka antara pengurus KONI dan Cabor harus segera dipulihkan agar prestasi atlet tidak menjadi korban masalah administrasi.

“Cabor menunggu kejelasan. Harus ada komunikasi terbuka antara pengurus KONI dan Cabor. Jangan sampai prestasi atlet kita justru menurun karena masalah administrasi organisasi,” tambah Herman.

Kritik senada datang dari Rudi Agus Haryanto, tokoh olahraga dari Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kota Pontianak. Ia menilai keterlambatan Musorkot membuat Cabor kehilangan pegangan dalam menyusun program.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id