Momen inilah yang memungkinkan otak untuk melakukan reboot dan memulihkan kapasitas fokus yang telah terkuras habis oleh pekerjaan.
4. Rasa Kebebasan dari Ruang yang Sempit
Tinggal di perkotaan sering kali membuat kita merasa terhimpit oleh gedung-gedung tinggi dan ruangan kubikel yang sempit.
Lapangan terbuka menawarkan antitesis dari perasaan klaustrofobia tersebut.
Menatap ruang yang luas tanpa sekat memberikan sinyal “kebebasan” pada alam bawah sadar.
Perasaan lapang secara visual ini sering kali berkolerasi langsung dengan perasaan lapang di dada.
Ada sensasi bahwa ruang gerak kita tidak lagi dibatasi, yang secara efektif mengurangi hormon stres kortisol dalam tubuh.
5. Perspektif Masalah Menjadi Lebih Kecil
Ada sisi filosofis saat kita berhadapan dengan bentang alam yang luas.
Saat berdiri di tepi lapangan besar atau bukit rumput, kita menyadari betapa kecilnya diri kita dibandingkan dengan semesta.
Pergeseran perspektif ini sering kali membantu seseorang untuk melihat masalah hidup dengan cara yang berbeda.
Beban yang tadinya terasa sangat besar dan menghimpit, tiba-tiba terasa lebih ringan dan bisa diatasi saat disandingkan dengan luasnya dunia di hadapan kita.
Momen hening ini sering kali memunculkan solusi kreatif yang tidak terpikirkan saat kita sedang panik.
Kesimpulan
Menatap lapangan hijau bukanlah kegiatan membuang waktu. Itu adalah investasi singkat untuk kesehatan mental dan fisik Anda.
Jadi, jika hari Anda terasa berat, cobalah keluar sejenak, cari ruang terbuka hijau terdekat, dan biarkan alam melakukan tugasnya untuk memulihkan energi Anda.
Baca Juga: Bukan Ditahan, Ini 3 Cara Efektif Mengontrol Emosi Agar Tetap Tenang
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















