Faktakalbar.id, NASIONAL – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum laporan kebencanaan di Indonesia selama periode 14 November hingga 15 November 2025, pukul 07.00 WIB.
Bencana hidrometeorologi basah, khususnya fenomena gerakan tanah di Jawa Tengah, mendominasi laporan terkini.
Dua kabupaten, Banyumas dan Purbalingga, melaporkan dampak signifikan yang memaksa total 98 jiwa mengungsi dan merusak puluhan rumah warga.
Baca Juga: Kawasan Masih Rawan, BNPB Siapkan Relokasi 28 Keluarga Korban Longsor Cilacap
42 Rumah Rusak di Banyumas
Laporan pertama mencatat gerakan tanah terjadi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Jumat (14/11). Lokasi terdampak berada di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh.
Akibat peristiwa tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan 56 KK terdampak. Bencana ini juga menyebabkan 42 unit rumah mengalami kerusakan, dengan rincian 32 unit rusak sedang dan 10 unit rusak ringan.
Sebanyak 33 warga dilaporkan mengungsi sementara waktu di Balai Desa Ketanda. Merespons adanya pengungsian tersebut, personel BPBD segera mendistribusikan bantuan kebutuhan dasar. Dapur umum juga telah diaktifkan untuk menyajikan makanan bagi para pengungsi.
Hingga Sabtu (15/11), warga yang mengungsi terpantau dalam kondisi baik, sementara aparat pemerintah daerah masih terus melakukan pendataan dampak bencana.
2 Rumah Roboh di Purbalingga, Tanah Masih Bergerak
Sementara itu, gerakan tanah juga terjadi di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada Kamis (13/11). Peristiwa yang berlangsung setelah adanya hujan lebat ini terpantau oleh BPBD setempat pada pukul 17.00 WIB.
Fenomena ini berlangsung di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar. Akibat hujan lebat, gerakan tanah terjadi di wilayah tersebut dan menyebabkan 2 rumah warga roboh.
Akibat kondisi ini, sebanyak 20 KK (65 jiwa) memutuskan untuk mengungsi ke tempat aman. Petugas BPBD membantu warga dalam proses evakuasi dan telah mendirikan pos pengungsian yang dilengkapi dengan dapur umum.
BPBD Kabupaten Purbalingga juga mengaktifkan pos komando (Posko) untuk mengelola penanganan darurat.
Hingga Jumat kemarin (14/11), petugas memantau bahwa tanah di kawasan terdampak dilaporkan masih bergerak, sehingga warga diminta tetap berada di pengungsian.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















