3. Risiko Karsinogenik dari Turunan Minyak Bumi
Banyak lipstik menggunakan bahan turunan minyak bumi (petroleum jelly atau mineral oil) sebagai bahan dasar agar terasa melembapkan dan mudah diaplikasikan.
Meskipun dalam bentuk murninya aman, mineral oil yang tidak dimurnikan dengan baik bisa terkontaminasi oleh senyawa bernama PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons).
PAH dikenal sebagai zat karsinogenik atau pemicu kanker.
4. Gangguan Hormon dari Phthalates
Phthalates (Ftalat) adalah bahan kimia yang sering digunakan dalam produk kosmetik agar warnanya lebih menempel dan aromanya (parfum) lebih tahan lama.
Sama seperti paraben, phthalates juga merupakan pengganggu endokrin yang kuat.
Paparan bahan ini telah dikaitkan dengan gangguan perkembangan pada janin dan masalah reproduksi.
Bahan ini sering “tersembunyi” di balik label fragrance atau “parfum” pada komposisi.
5. Akumulasi Bahan Pewarna Sintetis
Warna-warna cerah dan mencolok pada lipstik berasal dari pewarna sintetis.
Sebagian besar pewarna ini dibuat dari tar batubara (coal tar) atau turunan minyak bumi lainnya.
Meskipun banyak yang sudah disetujui untuk penggunaan kosmetik (topikal/di permukaan kulit), bahan-bahan ini tidak dirancang untuk dimakan.
Jika tertelan terus-menerus, tubuh bisa kesulitan memproses dan membuang zat kimia ini, sehingga berpotensi menumpuk dan menjadi racun.
Cara Mengurangi Risiko
Anda tidak perlu berhenti total menggunakan lipstik. Untuk mengurangi risiko, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut:
- Pilih Produk yang “Bersih”: Carilah lipstik dengan label paraben-free, phthalate-free, dan lead-free.
- Hapus Sebelum Makan: Biasakan untuk membersihkan lipstik sebelum Anda makan besar. Anda bisa mengaplikasikannya kembali setelah selesai.
- Jangan Menjilat Bibir: Kurangi kebiasaan menjilat bibir saat menggunakan lipstik.
Baca Juga: Rambut Sering Lepek? Ini 5 Tips Ampuh Menjaganya Tetap Bervolume Seharian
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















