Ia menjelaskan, PWNU Kalbar awalnya tidak dilibatkan dalam persiapan teknis kegiatan.
Namun, setelah muncul video bernada provokatif dan berisi fitnah terhadap Gus Muwafiq, PWNU Kalbar memutuskan untuk turut serta dalam proses persiapan guna menjaga marwah ulama NU serta meluruskan kesalahpahaman.
“Video yang beredar itu berisi tuduhan tidak berdasar. Disebut bahwa Gus Muwafiq adalah ulama pemecah bangsa dan pembenci Nabi. Tuduhan itu sangat tidak benar dan kami tepis dengan tegas,” ujar Syarif.
Ia menegaskan, NU sejak awal berdiri sebagai penjaga dan pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“NU sejak dulu berdiri bersama negara. Haram hukumnya bagi ulama NU untuk makar atau melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. Motto kami jelas: NKRI harga mati, Pancasila harus terus jaya. Maka tuduhan bahwa Gus Muwafiq pembenci Nabi dan pemecah bangsa itu sungguh absurd dan tidak bisa kami terima,” tegasnya.
Syarif juga membantah klaim dalam video tersebut yang menyebut penolakan terhadap Gus Muwafiq dilakukan atas nama seluruh ormas Islam dan pimpinan pesantren di Kalbar.
“Dalam video itu tidak ada saya, tidak ada Pak Pabali dari Muhammadiyah Kalbar, tidak ada Pak Usman Gani dari Mathla’ul Anwar, dan juga tidak ada para kiai pimpinan pesantren. Jadi jelas, itu fitnah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Syarif menjelaskan bahwa penundaan kedatangan Gus Muwafiq semata-mata dilakukan untuk penyempurnaan kesiapan teknis acara.
Baca Juga: Pemerintah Kalbar dan Ulama Bersinergi Lakukan Gowes dan Tanam Pohon di Kubu Raya
Hari ini, panitia bahkan telah bertolak ke Yogyakarta untuk bertemu langsung dengan Gus Muwafiq guna menyampaikan perkembangan persiapan.
“Kami tidak ingin terlibat dalam hiruk-pikuk politik dan panasnya situasi. PWNU Kalbar tidak tahu-menahu soal pembiayaan acara, dan kami hanya fokus menjaga kehormatan ulama NU, khususnya Gus Muwafiq. Tidak ada fakta sedikit pun yang mendukung tuduhan terhadap beliau,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Syarif mengimbau seluruh masyarakat Kalbar, lintas suku dan agama, khususnya warga NU, agar tidak terpancing oleh provokasi.
“Saya yakin masyarakat Kalbar tetap solid dan damai. Tidak mungkin ulama datang lalu menyebabkan kekacauan. Gus Muwafiq bukan provokator — beliau adalah ulama dan ahli sejarah yang selalu membawa pesan kebangsaan,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, ia berdoa agar masyarakat tetap mengedepankan sikap saling menghormati dan menjauhi anarkisme.
“Semoga Allah meridai langkah kita semua, dan semoga Kalimantan Barat serta Indonesia selalu berada dalam lindungan dan rahmat-Nya, serta memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad SAW,” pungkasnya.
(ra)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















