Ia menjelaskan, Pontianak adalah kota yang beragam dengan sekitar 700 ribu penduduk.
“Pontianak adalah kota yang harmonis dan religius. Di sini ada lebih dari 300 masjid, ratusan musala, gereja, klenteng, dan vihara yang berdampingan dengan damai,” ungkapnya.
Di balik keharmonisan itu, Edi menyinggung sejumlah persoalan yang masih dihadapi kota, seperti sengketa lahan dan aset.
Menurutnya, masalah ini memerlukan kolaborasi antarlembaga, termasuk dengan kejaksaan sebagai pengacara negara.
“Permasalahan sengketa lahan kadang bisa memicu konflik karena masing-masing pihak merasa paling benar. Ini yang perlu kita edukasi bersama. Saya yakin dengan sinergi yang baik, persoalan-persoalan ini bisa kita tangani secara bijak,” ujarnya.
Acara pisah sambut ini berlangsung dalam suasana akrab dan penuh kehangatan, dihadiri oleh unsur Forkopimda, pejabat Pemkot Pontianak, serta perwakilan instansi vertikal.
Baca Juga: Jejak Sangar Kajati Kalbar Baru Emilwan Ridwan: Pembongkar Korupsi Mafia Tanah
“Pak Aluwi tidak jauh-jauh, masih sering ke Pontianak untuk urusan tugas. Kalau ke sini lagi, kopinya sudah kami siapkan,” tutup Edi berkelakar.
(*Red/Kominfo)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















