OPINI – Bicara soal lahan gambut, pikiran banyak orang langsung tertuju pada ekspansi kebun sawit. Memang benar, sawit telah lama menjadi penopang ekonomi banyak keluarga di Kalimantan Barat.
Namun, di balik keuntungan cepat, sawit sering meninggalkan jejak lingkungan, berupa gambut yang kering, mudah terbakar, dan keanekaragaman hayati yang hilang.
Di Desa Kubu Padi, kesadaran baru mulai tumbuh. Melalui penyuluhan PKM oleh dosen Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (UNTAN), warga diperkenalkan pada sistem agroforestri.
Sebuah cara pandang berbeda, bahwa lahan tidak harus dikuasai satu jenis tanaman, dan sawit bukan satu-satunya masa depan gambut. Ada pilihan lain yang lebih ramah ekologi namun tetap bernilai ekonomi, yaitu kopi gambut.
Desa Kubu Padi di Kabupaten Kubu Raya berdiri sebagai salah satu penyangga Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Universitas Tanjungpura. Letaknya strategis, namun sekaligus menghadapi tantangan yang pelik.
Warga desa menggantungkan hidup dari lahan, tetapi tekanan ekonomi membuat pengelolaan lahan sering tidak berkelanjutan.
Penyuluhan dan pelatihan yang digelar tim PKM UNTAN akhir September lalu mencoba menawarkan jawaban agroforestri.
Sistem ini bukan hal baru, tapi ketika diperkenalkan secara sederhana kepada masyarakat, ia terasa segar peluruh dahaga bahwa lahan bisa diisi berbagai tanaman bernilai ekonomi sekaligus menjaga fungsi lingkungan.
Apa Itu Agroforestri? Agroforestri adalah sistem pengelolaan lahan yang memadukan tanaman kehutanan dengan perkebunan, pertanian, bahkan peternakan atau perikanan. Tidak ada lagi batas kaku antara “hutan” dan “kebun”.
Lahan yang sebelumnya dianggap kurang produktif bisa ditanami pohon kayu, tanaman buah, bahkan kopi sekaligus.
Di Kubu Padi, agroforestri dipandang sebagai solusi karena mampu menjawab dua masalah sekaligus, yakni meningkatkan pendapatan warga dan menjaga kelestarian hutan gambut.
Selama bertahun-tahun, masyarakat di sekitar gambut kerap diarahkan pada pola monokultur sawit. Sawit memang cepat menghasilkan, tetapi di sisi lain menimbulkan kerentanan ekologis, yaitu tanah makin kering, resiko kebakaran meningkat, dan biodiversitas berkurang.
Baca Juga: Aktivis KPA Tuding Menteri Kehutanan Abaikan Konflik Agraria Puluhan Tahun
Melalui penyuluhan PKM, warga diajak melihat bahwa Desa Kubu Padi tidak harus melulu fokus pada sawit. Ada alternatif lain yang tidak kalah menjanjikan berupa kopi di lahan gambut.
Kopi, diantaranya jenis robusta dan liberika, ternyata mampu tumbuh baik di gambut.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















