Yakobus Kumis secara tegas menepis pandangan sempit yang mengaitkan identitas Dayak dengan agama tertentu.
“Orang selama ini mengatakan seolah-olah pengurus Dayak adalah kristen. Saya ambil contoh, Kalimantan Selatan sampai hari ini ketua umumnya muslim, dewan adat Dayak Kalimantan Tengah 3 periode muslim, Kalimantan Timur periode ini Haji Iwan muslim, Kalbar katolik kemudian Kaltara kristen. Artinya, orang Dayak yang pemikiran sempit ketika ada pemimpinnya Dayak beragama Islam lalu dianggap bukan Dayak. Itu keliru,” tegas Sekjen MADN.
Ia memandang bahwa keragaman yang ada seharusnya menjadi kekuatan pemersatu.
Ia mengajak seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) Dayak untuk bersatu padu membangun daerah.
“Jangan ada ormas saling menjatuhkan. Sesama ormas Dayak, ormas apa pun, mari bergandengan tangan kita bangun Dayak sesuai visi misi masing-masing, sesuai keahlian masing-masing. Ayo bangun masyarakat Dayak,” ajaknya.
Baca Juga: Wakil Gubernur Kalbar Buka Pekan Gawai Dayak XII, Tegaskan Pentingnya Melestarikan Warisan Budaya
(*Red/Irf/Nzr)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















