Isu peremajaan sawit rakyat (PSR) menjadi salah satu topik utama. Menurut Eddy, program ini berjalan lambat, padahal berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil.
“Kalau PSR ini berjalan optimal, masyarakat kecil yang bergantung pada sawit akan lebih sejahtera,” katanya.
Selain PSR, tantangan industri sawit ke depan mencakup isu deforestasi, keberlanjutan, ketahanan pangan dan energi, transparansi tata kelola, serta perlindungan petani kecil.
Direktur Tanaman Kelapa Sawit Kementerian Pertanian, Baginda Siagian, menegaskan dukungan pemerintah bagi industri sawit sebagai penopang ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Dituding Tak Transparan, Kebun Sawit Milik Anak Usaha Sampoerna Agro Disegel Petani Plasma di Landak
Hal senada disampaikan Staf Ahli Gubernur Kalimantan Barat, Christianus Lumano, yang menyebut potensi sawit di Kalbar sangat besar jika dikelola bijak.
Borneo Forum 2025 menjadi peta jalan bagi konsolidasi industri sawit di Indonesia.
Forum ini memperlihatkan perlunya kolaborasi antara pengusaha, pemerintah, akademisi, hingga masyarakat agar sawit tidak hanya menopang ekonomi, tetapi juga menjawab tantangan lingkungan dan sosial.
(fd)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















