Protes Penertiban PETI, Warga Tanjung Keliling Kapuas Hulu Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Warga Dusun Tanjung Keliling mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk protes terhadap penertiban PETI yang dinilai tidak serius di depan rumah mereka.
Warga Dusun Tanjung Keliling mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk protes terhadap penertiban PETI yang dinilai tidak serius di depan rumah mereka. (Dok. Ist)

Kepala Dusun Tanjung Keliling, Bernadus, mengonfirmasi bahwa aksi pengibaran bendera setengah tiang ini merupakan wujud kekecewaan kolektif dari masyarakat.

Ia menegaskan bahwa aksi ini akan terus berlanjut hingga ada tindakan nyata dari pihak berwenang.

“Sudah beberapa hari ini kita melakukan pemasangan bendera merah putih setengah tiang. Ini sebagai bentuk kekecewaan masyarakat kepada APH yang tidak serius menertibkan PETI,” kata Bernadus pada Rabu (13/8/2025).

Ia juga menambahkan kekhawatiran mengenai kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan akibat aktivitas tambang ilegal yang diduga masih beroperasi di wilayah hulu sungai.

“Sekarang kondisi air sungai di tempat kami sudah sangat parah, karena kami yakin kegiatan PETI masih berlangsung di perhuluan,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Darwis, salah seorang warga Desa Tanjung Keliling.

Ia membenarkan bahwa keputusan untuk mengibarkan bendera setengah tiang telah melalui musyawarah bersama.

Baca Juga: Warga Keluhkan Air Keruh Akibat PETI, Kapolsek Sungai Laur Sibuk Cek Lahan Jagung

Menurutnya, bukti nyata bahwa PETI masih berjalan adalah kondisi air sungai yang tak kunjung jernih.

“Sampai hari ini kegiatan PETI ini masih berlangsung, buktinya air sungai tempat kami ini masih sangat keruh,” tegas Darwis.

Warga berharap agar APH dapat bertindak lebih tegas dalam upaya penertiban PETI di Kapuas Hulu, karena kebutuhan akan air bersih sudah sangat mendesak.

“Kami berharap dari pihak APH serius untuk menertibkan kegiatan PETI di wilayah kami. Karena kami sangat membutuhkan air bersih,” harapnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Kapolsek Seberuang, AKP Dayan, memberikan keterangan yang berbeda.

Pihaknya mengklaim telah melakukan penyelidikan di beberapa lokasi namun tidak menemukan adanya aktivitas PETI.

“Namun hasil dari penyelidikan kami tidak temukan adanya PETI lagi di beberapa desa, dan terkait air yg keruh berasal dari akibat pengerjaan jalan yg dilakukan PT. KRBB,” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, perbedaan pandangan antara warga dan pihak kepolisian mengenai penyebab keruhnya air sungai masih belum menemukan titik terang.

Baca Juga: Mediasi Konflik Tambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Bonti, Kapolsek: Harus Diselesaikan Lewat Dialog

(*Red)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id