Program tersebut mencakup isu-isu vital seperti pengelolaan sampah rumah tangga, pemberdayaan ekonomi perempuan melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kampanye edukatif harus digencarkan, terutama tentang kebiasaan membuang sampah sembarangan. Ini bukan sekadar soal lingkungan, tetapi juga menyangkut ajaran agama,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya peran strategis GOW dalam melestarikan budaya lokal serta meningkatkan kapasitas kepemimpinan perempuan di berbagai sektor.
Baca Juga: Pemkot Pontianak Perkuat Komitmen Wujudkan Kota Layak Anak di Hari Anak Nasional 2025
Menurutnya, GOW harus mampu menjalin sinergi dengan berbagai organisasi wanita lainnya untuk memperluas jangkauan program pemerintah.
“GOW harus aktif turun ke lapangan, menyapa langsung masyarakat, terutama kaum ibu. Banyak majelis taklim yang bisa dijadikan mitra strategis untuk menyampaikan program-program pemberdayaan,” ucapnya.
Bahasan menegaskan bahwa perempuan bukan lagi sekadar pilar keluarga, melainkan telah menjadi agen perubahan dan motor penggerak pembangunan. Potensi ini, menurutnya, harus dioptimalkan untuk kemajuan kota.
“Perempuan bukan hanya tiang keluarga, tetapi juga tiang bangsa. Jumlah perempuan di Pontianak bahkan lebih banyak dari laki-laki. Ini adalah potensi besar yang harus dimanfaatkan untuk berkiprah di berbagai bidang, termasuk politik,” kata Bahasan.
Dalam kesempatan itu, ia turut menyoroti beberapa tantangan sosial di Pontianak, termasuk tingginya angka perceraian yang mencapai lebih dari 45 ribu kasus dan target penurunan angka stunting di bawah 10 persen pada tahun 2026.
“Saya berharap kehadiran organisasi perempuan ini aktif dalam mengedukasi keluarga maupun pengasuhan anak,” imbuhnya.
“Mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga anak usia dua tahun, semua harus mendapat perhatian penuh. Edukasi mengenai pemeriksaan kesehatan kehamilan, gizi, hingga imunisasi sangat penting. Ini tidak bisa hanya dilakukan pemerintah, tetapi memerlukan dukungan aktif dari organisasi wanita,” jelasnya.
Bahasan menutup sambutannya dengan mengajak seluruh pengurus untuk menjadikan momen pelantikan sebagai titik awal gerakan nyata yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Mari kita bergerak bersama, bersinergi, dan hadir langsung di tengah masyarakat. Dengan kolaborasi yang kuat, saya yakin GOW akan menjadi garda terdepan dalam menciptakan Kota Pontianak yang lebih sejahtera, adil, dan berdaya,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua GOW Kota Pontianak yang baru dilantik, Norhasanah Bahasan, menyatakan kesiapan organisasinya untuk menjadi mitra aktif pemerintah.
Baca Juga: Pemkot Pontianak Wajibkan Usaha Kuliner Kelola Sampah Mandiri, Ini Aturannya
Ia memastikan jajarannya akan segera menyusun program kerja yang relevan dengan kebutuhan perempuan dan keluarga.
“GOW hadir untuk memperkuat peran perempuan di berbagai bidang, baik sosial, ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan. Kami siap bersinergi dengan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat,” ungkapnya.
Norhasanah menambahkan, fokus utama GOW ke depan adalah meningkatkan literasi perempuan terkait isu-isu krusial seperti pola asuh anak, perlindungan perempuan, serta pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan usaha.
“Kami juga akan memperluas jejaring dengan organisasi perempuan lainnya, sehingga program GOW bisa menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga yang berada di kawasan padat penduduk,” pungkasnya.
(*Red/Prokopim)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id