Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana Nasional 2 Agustus 2025

"laporan-bencana-bnpb-2-agustus-2025"
BNPB melaporkan enam kejadian bencana dalam 24 jam terakhir, meliputi longsor di Jambi dan Bengkulu, karhutla di Pasaman, kekeringan, hingga erupsi Gunung Lewotobi. (Dok. BNPB)

Kekeringan juga melanda wilayah Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu. Sebanyak 315 jiwa terdampak kekeringan akibat debit air yang berkurang. BPBD Kabupaten Tegal segera mendistribusikan air bersih kepada warga. Sebanyak satu tangki air dengan jumlah total 6.000 liter telah didistribusikan.

BNPB juga melakukan pemutakhiran data kejadian bencana, salah satunya adalah erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Erupsi kembali tercatat pada Sabtu (2/8) pukul 01.05 WITA dengan tinggi kolom abu teramati 8.000 meter di atas puncak kawah.

Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya, barat, dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 14 menit 5 detik.

Hingga kini, status aktivitas vulkanik Lewotobi Laki-Laki masih berada pada Level IV (Awas). Erupsi kali ini juga menyebabkan 24 penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, tertunda dan dibatalkan.

Menyikapi sejumlah bencana karhutla dan kekeringan, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada.

Terkait potensi ancaman karhutla, sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur memiliki tingkat kemudahan terbakar yang tinggi. Masyarakat diimbau untuk tidak membuang puntung rokok sembarangan atau melakukan pembakaran untuk membuka lahan.

Terkait bahaya hidrometeorologi basah di wilayah dengan potensi hujan sedang hingga lebat, warga diimbau untuk selalu memutakhirkan informasi prakiraan cuaca.

Jika terjadi hujan deras disertai angin kencang, jangan berteduh di dekat pohon atau bangunan yang tidak kokoh dan jauhi lokasi yang rawan longsor. Bagi warga yang tinggal di lereng gunung berapi, diimbau untuk selalu waspada terhadap bahaya banjir lahar dingin serta mengikuti arahan pemerintah setempat.

(*Red)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements