Kapal Klotok dan Madu Karbon “Kisah Mahasiswa Lintas Negara Selamatkan Mangrove Kalbar di Ujung Khatulistiwa”

Para mahasiswa di atas perahu dalam perjalanan menuju pesisir Kubu Raya, Kalimantan Barat, sebagai bagian dari International Summer Course 2025 yang diinisiasi Fakultas Kehutanan UNTAN. Foto: HO/Faktakalbar.id
Para mahasiswa di atas perahu dalam perjalanan menuju pesisir Kubu Raya, Kalimantan Barat, sebagai bagian dari International Summer Course 2025 yang diinisiasi Fakultas Kehutanan UNTAN. Foto: HO/Faktakalbar.id

Faktakalbar.id, PONTIANAK – Kabut pagi masih menggantung di atas Sungai Kubu saat kapal kayu bermotor tempel membelah air kecoklatan.

Baca Juga: Fakultas Kehutanan Untan Gelar International Summer Course, Cetak Pelindung Mangrove dan Resmikan Nursery Hasil Kolaborasi Industri

Di antara akar tunjang mangrove yang menjulang, tangan-tangan mahasiswa dari lintas negara sibuk menancapkan bibit bakau. “Blup!” suaranya menembus keheningan pagi.

“Inilah bank karbon terlupakan yang bisa selamatkan iklim kita,” bisik Rutger Willemsen dari Aeres University of Applied Sciences Holland sambil membilas tangan berlumpur tebal di Kubu Raya.

Adegan pada (27/7/2025) ini menjadi nadi International Summer Course 2025 Fakultas Kehutanan UNTAN, yang berkolaborasi 8 negara untuk selamatkan pesisir.

“Lihat garis merah di peta satelit ini! Itulah jejak ekosistem kita!” teriak Prof. Gyo Itani dari Kochi University, Jepang, di atas layar laptop dengan suaranya nyaring. Tangannya menunjuk citra deforestasi mangrove Kalimantan Barat yang mencapai ± 28,6 km² (2.860  hektar) dalam dekade terakhir.

Dr. Farah Diba, Dekan Fakultas Kehutanan UNTAN, mengangguk serius,

“Inilah medan perang sesungguhnya melawan krisis iklim. Setiap hektar gambut di Kalbar menyimpan 11.000 ton CO₂/ha untuk gambut ketebalan 6–10 m , setara ± 2.400 mobil/tahun.” ujarnya.

Sementara itu, tim gabungan Malaysia-Indonesia mempresentasikan inovasi “Mangro-Honey” yaitu madu lebah mangrove dengan sertifikat penyerapan karbon.

“Setiap toples ini memberdayakan nelayan dan mencatat jejak CO₂ yang diserap,” papar Rossinta dari Universitas Tanjungpura sambil menunjuk infografis digital.

Karya ini akan bersaing di Sustainable Business Model Canvas (SBMC) pada peringatan Hari Mangrove Sedunia, 26 Juli di Kampus UNTAN.

Di tengah gema “blup!” bibit bakau yang terus bergema di Sungai Kubu, kolaborasi 8 negara ini tak hanya menancapkan akar mangrove, tapi juga menanam benih solusi.

Baca Juga: Kapolsek Dukung Penanaman 6.000 Bibit Mangrove di Ketapang

Kini, medan perang iklim Kalbar menyimpan dua senjata baru, kesadaran global yang terpupuk, dan madu karbon yang membuktikan penyelamatan bumi bisa dimulai dari satu bibit, dan satu toples.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id