OPINI – Pada tanggal 26-27 Juli 2025, Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Ketapang akan menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konfercab) ke-VIII, sebuah agenda strategis lima tahunan yang menjadi titik balik dalam arah perjalanan organisasi ke depan.
Dalam forum ini, para kader terbaik dari berbagai Pimpinan Anak Cabang (PAC) akan berkumpul untuk mengevaluasi capaian, merumuskan arah baru gerakan, dan yang paling ditunggu: memilih Ketua GP Ansor Ketapang untuk masa khidmat 2025-2029.
Konfercab: Lebih dari Sekadar Pemilihan
Banyak yang memandang Konfercab hanya sebagai ajang pemilihan ketua. Namun sejatinya, Konfercab adalah forum evaluasi, kaderisasi, dan konsolidasi gerakan. Di sinilah arah ideologis, strategi kultural, dan agenda sosial-keumatan GP Ansor dibahas secara mendalam oleh kader yang berkomitmen pada nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah.
GP Ansor bukan hanya organisasi kepemudaan. Ia adalah madrasah gerakan, tempat tumbuhnya calon pemimpin umat dan bangsa. Oleh sebab itu, pemilihan ketua tidak boleh semata ditentukan oleh popularitas atau pragmatisme sesaat, melainkan berdasarkan kapasitas, komitmen ideologis, dan integritas moral.
Sebagaimana pernah ditegaskan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur):
“Ansor harus menjadi garda depan dalam menjaga keutuhan bangsa dan mengawal cita-cita kebangsaan, bukan sekadar kelompok yang berebut kekuasaan.”
Kriteria Ideal Pemimpin GP Ansor
Menentukan pemimpin GP Ansor bukan perkara ringan. Ia harus mampu menjawab tantangan zaman, menjembatani aspirasi kader, dan memperkuat sinergi dengan Nahdlatul Ulama sebagai rumah besar.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















