Final Liga Europa 2025: Duel Dua Tim EPL yang Terpuruk, Tottenham vs Manchester United Siap Adu Strategi dan Mental

Konferensi Pers Manchester United Jelang Laga Final (Kamis, 22/5/2025).
Konferensi Pers Manchester United Jelang Laga Final Liga Europa vs Tottenham Hotspurs, Kamis (22/5/2025). (Dok. Manchester United)

Faktakalbar.id, INTERNASIONAL – Final Liga Europa 2025 akan menghadirkan duel yang tak biasa: Tottenham Hotspur menghadapi Manchester United, dua tim raksasa English Preimer League (EPL) yang justru tengah terseok-seok di kompetisi domestik.

Spurs kini menempati posisi ke-17 klasemen sementara, hanya satu strip dari zona degradasi, sementara MU sedikit lebih baik di posisi ke-16.

Pertemuan ini menjadi menarik karena kedua tim tampil buruk di Premier League, namun justru mampu menembus partai puncak kompetisi antarklub Eropa kasta kedua ini.

Pelatih MU, Ruben Amorim, sebelumnya sempat menyebut bahwa perbedaan intensitas antara EPL dan Liga Europa menjadi salah satu faktor kunci.

“Liga Inggris menuntut fisik yang jauh lebih tinggi. Di Eropa, ritme bisa dikendalikan lebih baik,” ujarnya dalam sebuah sesi wawancara.

Baca Juga: Final Liga Europa: MU dan Tottenham Kehilangan Pemain Kunci Jelang Laga Penentuan

MU dan Spurs Sama-Sama Terpuruk

Dalam lima laga terakhir di EPL, performa kedua tim sama-sama buruk: 4 kali kalah dan 1 imbang. MU baru saja tumbang dari Chelsea, sementara Spurs takluk dari Aston Villa. Formasi yang digunakan pun menunjukkan eksperimen yang dilakukan kedua pelatih.

MU turun dengan skema 3-4-2-1 dengan Bruno Fernandes diplot lebih ke dalam, sedangkan Ugarte dicadangkan. Spurs lebih konservatif dengan formasi 4-2-3-1, mencadangkan sejumlah pemain inti seperti Solanke, Bentancur, dan Pedro Porro.

Masalah Taktikal di Kedua Tim

Secara taktikal, kelemahan MU terlihat jelas saat kehilangan bola. Struktur pressing mereka di lini depan kerap longgar, memungkinkan lawan menembus blok dengan mudah.

Hal ini dimanfaatkan lawan seperti West Ham dan Chelsea untuk mengeksploitasi lini tengah MU.

Bahkan dengan lima bek, MU masih mudah ditembus di area kotak penalti. Minimnya kewaspadaan terhadap pergerakan pemain lawan menjadi PR besar bagi Amorim.

Sementara itu, Spurs di bawah asuhan Ange Postecoglou dikenal menerapkan garis pertahanan yang tinggi. Namun, garis tinggi ini justru kerap jadi bumerang.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements