Asal Mula Nama Bumi Senentang dan Beragam Daya Tarik Alaminya

Berbagai ikon sejarah dan budaya Sintang: Istana Al Mukarramah, Bukit Kelam, kawasan Saka Tiga, lambang burung Garuda peninggalan Kerajaan Sintang, hingga ragam tradisi masyarakatnya. Semua ini menjadi kekayaan tak ternilai dari Bumi Senentang, julukan Kota Sintang yang berdiri di pertemuan Sungai Kapuas dan Melawi. (Ist)
Berbagai ikon sejarah dan budaya Sintang: Istana Al Mukarramah, Bukit Kelam, kawasan Saka Tiga, lambang burung Garuda peninggalan Kerajaan Sintang, hingga ragam tradisi masyarakatnya. Semua ini menjadi kekayaan tak ternilai dari Bumi Senentang, julukan Kota Sintang yang berdiri di pertemuan Sungai Kapuas dan Melawi. (Ist)

Faktakalbar.id, SINTANG – Bumi senentang, sebuah julukan akrab yang menggambarkan Sintang itu sendiri. Bumi Senentang merupakan sapaan lama untuk Kota Sintang yang berartikan sebagai daratan tempat bertemunya dua sungai besar.

Kata Bumi berarti daratan, sedangkan Senentang berasal dari bahasa lokal yang artinya “kerajaan yang diapit oleh beberapa sungai.” Nama ini diberikan oleh Demong Irawan atau Jubair Irawan I sekitar abad ke-13, saat ia mendirikan kerajaannya di kawasan pertemuan dua sungai besar, yang kini dikenal sebagai wilayah Saka Tiga.

Seiring waktu, sebutan Senentang berubah menjadi Sintang, dan resmi digunakan sejak masa pemerintahan Demong Irawan hingga sekarang.

Dengan luas wilayah terbesar ketiga di Kalimantan Barat setelah Kapuas Hulu dan Ketapang, Sintang dihuni oleh sekitar 443.684 jiwa yang tersebar di 14 kecamatan, 6 kelurahan, dan 407 desa. Kota ini juga menjadi rumah bagi beragam suku, seperti Dayak, Melayu, dan Tionghoa, serta suku pendatang seperti Jawa, Batak, dan Nusa Tenggara.

Baca Juga: Pameran Ekonomi Kreatif Pada Hari Jadi Sintang Ke-663 Diisi Penuh Oleh 195 Pelaku Usaha

Tak hanya kaya akan budaya dan sejarah, Sintang juga memiliki sejumlah ikon dan daya tarik wisata yang menjadi kebanggaan masyarakatnya:

1. Lambang Garuda dan Kerajaan Sintang

Raja Sintang, H.R.M. Ichsani Ismail Tsyafioeddin, menyebut bahwa lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, terinspirasi dari lambang Kerajaan Sintang. “Pada tahun 1948, lambang Kerajaan Sintang dibawa ke Pontianak,” ungkapnya. Lambang ini berupa patung burung garuda yang kini masih disimpan di Istana Al Mukarramah Sintang.

Konon, patung burung ini dibuat oleh masyarakat suku Dayak bernama Sutha Manggala pada masa Sultan Abdurrahman, dan disahkan sebagai lambang kerajaan tahun 1887. Hubungan antara Garuda Sintang dan Garuda Pancasila menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sintang.

2. Saka Tiga, Pertemuan Dua Sungai Besar

Saka Tiga adalah kawasan unik di mana Sungai Kapuas dan Sungai Melawi bertemu, namun airnya tidak pernah menyatu sepenuhnya. Lokasi ini tidak hanya memiliki keindahan alam, tetapi juga nilai historis karena menjadi tempat berdirinya Keraton Sintang.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements