PONTIANAK – Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Bank Kalbar) menutup tahun 2024 dengan laba bersih mencapai Rp493,14 miliar setelah pajak, menegaskan posisinya sebagai lembaga keuangan yang stabil dan bertumbuh pesat di tengah tantangan ekonomi global.
Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi, mengungkapkan bahwa laba sebelum pajak mencapai Rp644,79 miliar, mencerminkan strategi bisnis yang inovatif dan pengelolaan risiko yang matang.
“Alhamdulillah, meski menghadapi ketidakpastian global, Bank Kalbar tetap berhasil tumbuh dengan strategi yang inovatif dan responsif,” ujar Rokidi dalam konferensi pers di Pontianak, Rabu (1/1/2025).
Selain pencapaian laba yang luar biasa, aset Bank Kalbar tumbuh 6,43% YoY menjadi Rp26,62 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 7,26% YoY menjadi Rp20,35 triliun, menunjukkan kepercayaan nasabah yang terus meningkat.
“Sedangkan untuk kredit, termasuk pembiayaan, tumbuh 8,22% YoY hingga mencapai Rp16,86 triliun,” jelas Rokidi.
Keberhasilan ini didukung oleh berbagai inovasi layanan perbankan berbasis digital, yang terus dikembangkan Bank Kalbar untuk memenuhi kebutuhan nasabah di era modern.
Meskipun menghadapi tantangan ekonomi domestik dan global, Bank Kalbar berhasil mempertahankan stabilitas kinerjanya berkat strategi yang terukur.