“Bukan 8 tahun seperti yang disampaikan Paslon 2 tadi. Itu ngawur. Lihat data statistik. Kita kan pedomannya statistik dong, tidak bisa ngarang-ngarang. Jadi, 7,71 tahun,” tuturnya.
Permasalahan ini yang menurutnya harus diselesaikan untuk menaikkan IPM Kalbar yang masih berada di peringkat 30-an dalam skala nasional.
“Inilah yang harus diselesaikan, karena sebelumnya tidak memperhatikan akses pendidikan. Orang pergi sekolah, harus menempuh perjalanan 3 jam. Itu yang harus kita selesaikan,” ucapnya.
Baginya, lamanya rata-rata belajar masyarakat Kalimantan Barat menjadi kekurangan satu-satunya yang dimiliki sehingga tidak bisa menaikkan IPM lebih tinggi.
“Biarpun kita di nomor 30, jangan khawatir. Hanya satu masalah, lamanya rata-rata belajar. Itu saja kelemahan kita yang lain tidak,” jelasnya. (mro)