“Hingga saat ini, pemetaan daerah gempat sudah bisa dilakukan secara detail. Namun, untuk menentukan secara pasti tanggal terjadi, itu belum bisa. Tapi perlu diingat, dengan adanya pengetahuan mengenai Megathrust dan masa waktu kemungkinan terjadi, kita bisa memersiapkan mitigasi untuk mengurangi dampak gempa tersebut. Tanpa mengetahui kapan datangnya, kalau kita sudah siap, itu sudah cukup,” tuturnya dalam webinar tersebut.
Menambahkan mengenai waktu persis terjadinya Megathrust ini, ia menyebutkan bahwa orang mengalami salah kaprah yang disebabkan informasi dari BMKG yang sering dipelintir dan diberitakan salah.
“Mulanya kabar ini dari BMKG, tetapi dengan pelintiran yang ada, hal yang dikatakan ‘potensi’ ini malah menjadi ‘pasti terjadi’. Ini masih potensi yang perlu dimitigasi atau diantisipasi. Melalui informasi ini, peneliti diuntungkan sehingga bisa memetakan jalur potensi terjadi. Pemerintah dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk melakukan mitigasi atau antisipasi melalui penelitian yang dilakukan peneliti,” jelasnya. (mro)