FAKTA GRUP – Ketua Dewan Pengawas Yayasan T3 dan CTO Baykar Technologies, Selcuk Bayraktar menyebutkan kecerdasan buatan atau biasa disingkat AI berpotensi besar untuk meningkatkan masa depan umat manusia, namun penggunaan yang paling banyak dilakukan saat ini adalah untuk menghancurkan warga sipil.
Bayraktar menyamakan antara AI dan energi nuklir. Dia menegaskan bahwa tenaga nuklir, yang dapat menerangi planet ini dan memerangi krisis iklim, pertama kali digunakan dalam bom atom.
Proses yang sama sedang terjadi dengan AI, katanya, memperingatkan bahwa teknologi ini sedang dieksploitasi untuk tujuan yang mematikan.
Bayraktar merujuk pada peledakan pager dan perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon pada September lalu-sebuah insiden di mana Beirut dan Hizbullah menyalahkan Israel-sebagai contoh aksi terorisme mengerikan di mana bom diletakkan di benda-benda sehari-hari, seperti telepon dan headphone, untuk membunuh warga sipil.
“Tidak dapat diterima jika AI digunakan untuk membunuh bayi yang masih terbungkus selimut, dan sebagai TEKNOFEST, kami akan menentang hal ini,” tegasnya.
Mengutip filsuf Antonio Gramsci, Bayraktar mengatakan, dunia lama sedang sekarat, dan dunia baru sedang berjuang untuk dilahirkan: sekarang adalah waktunya monster. Ia memperingatkan bahwa tatanan global semakin ditentukan oleh kekuasaan, kekerasan, dan kekejaman, bukan oleh perdamaian, keadilan, dan belas kasihan.
Ia pun menegaskan situasi tragis di Gaza, di mana, katanya, bayi, anak-anak, dan warga sipil tak berdosa dibantai sementara dunia menyaksikannya. Lembaga-lembaga yang dimaksudkan untuk menjaga perdamaian dan keadilan, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah gagal, tambahnya, dan mengkritik erosi kerangka kerja yang menjadi pedoman seperti Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) dan Konvensi Jenewa.