Pengawas SPBU Jalan Dr Wahidin Main Keroyok Gara-gara Dipotret

TKP tempat pengeroyokan seorang pria bernama Joni di SPBU Jalan DR Wahidin S pada hari Minggu (22/9/2024)(kiri) TKP tempat mengambil kayu yang digunakan untuk memukul Joni di depan Ahass JL DR Wahidin S(kanan atas) TKP tempat awal Joni di pukul didalam lingkungan SPU Jalan DR Wahidin S. (Sumber : Amb/faktakalbar)
PONTIANAK- Joni, menjadi korban pengeroyokan pada Minggu, (22/9/2024), di SPBU Jalan DR Wahidin S (Sepakat), Pontianak Kota. Kejadian bermula saat Joni bertemu dengan temannya di SPBU tersebut dan mengambil foto sebagai bukti bahwa ia sudah sampai di lokasi.
Namun, seorang pengawas di SPBU tersebut merasa dirinya tidak sengaja tertangkap dalam foto dan mulai memprotes. “Saya awal nya janjian sama teman saya untuk bertemu di SPBU lalu saya mengambil poto menunjukan bahwa saya telah sampai di SPBU, kebetulan pengawasnya terkena poto lalu pengawasnya komplain ia terkena foto, pengawasnya bilang kenapa kamu mengambil foto”. Ujar joni saat diwawancari Fakta Kalbar,  Senin (23/9)
Ketika Joni menolak untuk menghapus foto dengan alasan bahwa SPBU adalah tempat umum, pengawas tersebut diduga meminta orang-orang di sekitarnya untuk merampas dan memecahkan ponsel milik Joni. Situasi semakin memanas ketika pengawas yang diketahui berinisial F, memukul Joni sebanyak dua kali.
”Saya bilang kenapa dihapus inikan tempat umum, lalu dia bilang rampas hp nya lalu pecahkan, lalu dia yang duluan memukul. Saya awalnya dipukul dua kali, lalu dipukul lagi, karena saya mengamankan hp saya , saya digiring sampai kedepan , saya dikejar ,ia bilang kejar kejar kejar, lalu warga yang lain terprovokasi ikut mengeroyok saya,”.beber Joni.
Joni sempat melarikan diri, namun kembali ditangkap dan dipukul di depan restoran cepat saji KFC oleh F dan massa lainnya. Berkat bantuan warga yang mengendarai motor, Joni akhirnya berhasil melarikan diri dari massa yang marah. “Saya lalu ditangkap lagi di depan KFC lalu ditarik lagi oleh si Ferry lalu saya dipukul lagi, saya melarikan diri sampai menumpang motor warga untuk menghindari massa yang marah.” jelasnya.
Joni mengaku tidak tahu pasti apa yang telah ia foto, namun menduga bahwa truk box tertutup berisi tangki besar yang mengisi bahan bakar di SPBU tersebut  yang mungkin menjadi penyebab kemarahan mereka. Kini, ia telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang dan berencana untuk menindak kasus ini melalui jalur hukum. Untuk saat ini laporan telah diterima oleh polisi dan menunggu tindak lanjunya kedepan. (ambo)