“Lapangan kerja di luar negeri juga kita garap serius karena saat ini kita mengalami bonus demografi ketika banyak negara mengalami ‘aging population’, mereka sedang kekurangan penduduk usia kerja jadi mereka melirik ke negara yang sedang mengalami bonus demografi termasuk Indonesia,” tambahnya.
Dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia usia produktif namun tidak diimbangi dengan lapangan kerja, menurut Ida, malah dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial.
Nilai investasi China di Indonesia berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada periode 2019 – kuartal I-2024 mencapai 30,2 miliar dolar AS dengan 21,022 ribu proyek.
Sedangkan pada 2023 saja total investasinya adalah 7,3 miliar dolar AS (sekitar Rp120 triliun). Dengan nilai tersebut, China menempati urutan kedua terbesar investasi di Indonesia setelah Singapura.
Berdasarkan catatan BKPM, lima sektor utama investasi China di Indonesia sejak 2019 adalah pertama, industri pengolahan logam dasar senilai 12,8 miliar dolar AS atau 41 persen dari seluruh sektor investasi China.
Kedua, sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi senilai 7,9 miliar dolar AS (26 persen dari total investasi), ketiga, sektor listrik, gas dan air senilai 2,5 miliar dolar AS (8 persen dari total investasi).
Keempat, industri kimia dan farmasi senilai 2,4 miliar dolar AS (8 persen) dan kelima, sektor kawasan industri, perumahan dan perkantoran sebesar 2 miliar dolar AS (7 persen).
Adapun lima negara dan daerah yang paling banyak berinvestasi di Indonesia adalah Singapura, China, Hong Kong, Jepang dan Malaysia.***