Digadang-gadang di tahun 2023 ini akan terjadi persoalan di dunia kelapa sawit Indonesia, khusunya Crude Palm Oil (CPO), tidak berimbangnya antara produksi CPO dengan konsumsi minyak sawit.
Bahkan diprediksi produksi CPO kita turun, konsumsi dalam negeri sedikit naik, ekspor sedikit turun, stok turun, nilai ekspor agak sedikit naik. Yang justru ditakutkan oleh pengusaha Kelapa Sawit adalah kebijakan negara yang akan memangkas devisa ekspor CPO untuk mencukupi kebutuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri.
Seperti dilansir Fakta Kalbar dari CNN, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengungkapkan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) Indonesia stagnan alias mandek di tengah lonjakan konsumsi dalam negeri. Ketua GAPKI Eddy Martono merinci produksi sawit RI selama empat tahun terakhir mandek di kisaran 51 juta.
“Produksi empat tahun terakhir kecenderungan stagnan. Konsumsi justru terjadi kenaikan,” kata Eddy di Grand Hyatt Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (14/4). Ia merinci produksi sawit RI pada 2019 berada di angka 51,8 juta ton, kemudian turun ke 51,5 juta ton pada 2020. Tak kunjung baik, produksi minyak kelapa sawit Indonesia terus turun ke 51,3 juta ton pada 2021 dan 51,2 juta ton pada tahun lalu.