Kalimantan Barat dan Sumatera Disiapkan Jadi Lokasi PLTN 500 MW Pemerintah

Pemerintah sebut Kalbar dan Sumatra menjadi lokasi strategis terkait pengembangan energi nuklir di Indonesia. Foto: Clemens van Lay/Unsplash
Pemerintah sebut Kalbar dan Sumatra menjadi lokasi strategis terkait pengembangan energi nuklir di Indonesia. Foto: Clemens van Lay/Unsplash

Faktakalbar.id, NASIONAL – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pembangunan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan total kapasitas 500 megawatt (MW) dalam periode Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Dua PLTN tersebut masing-masing akan memiliki kapasitas 250 MW dan akan terhubung dengan sistem kelistrikan di dua wilayah, yaitu Sumatera dan Kalimantan.

Baca Juga: Kanada dan Rusia Ajukan Proposal Pembangunan PLTN di Indonesia, Gunakan Teknologi SMR

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menjelaskan bahwa lokasi pasti pembangunan belum ditetapkan, namun sistem kelistrikan sudah ditentukan.

“Di RUPTL kami sudah menentukan di sistemnya, bukan di lokasi persisnya. Jadi di sistem Sumatera dan sistem Kalimantan,” kata Jisman saat rapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (30/6/2025).

Ia menambahkan bahwa beberapa lokasi potensial untuk PLTN yang terhubung dengan sistem Sumatera adalah sekitar Sumatera Utara, Kepulauan Riau (Kepri), dan Bangka Belitung.

Sementara itu, untuk PLTN yang terhubung dengan sistem Kalimantan, wilayah yang dipertimbangkan adalah Kalimantan Barat.

“Jadi bisa saja itu (lokasi pembangunan) di sekitar Sumatera Utara, Sumatera dekat Kepri, seperti itu. Jadi ada di sekitar Babel (Bangka Belitung) dan Kalimantan Barat, kira-kira gitu,” lanjut Jisman.

Kedua pembangkit tersebut direncanakan akan mulai beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) masing-masing pada tahun 2032 dan 2033.

“Jadi 2 x 250 MW yang akan COD di 2032 dan 2033,” jelas Jisman.

Baca Juga: Kalimantan Barat dan Masa Depan Energi Nuklir Indonesia

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa pembangunan PLTN akan dimulai pada 2027 dan diperkirakan rampung dalam waktu 4–5 tahun. PLTN tersebut akan dibangun dengan teknologi Small Modular Reactor (SMR).

“Beberapa regulasinya (untuk pembangunan PLTN) sudah kita siapkan, dan rencana di 2032 sudah selesai (pembangunan). Mungkin pembangunannya itu 4-5 tahun, jadi mungkin 2027 sudah mulai on kerja (pembangunan),” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Bahlil menambahkan, pemilihan lokasi pembangunan PLTN telah melalui kajian teknis mendalam dari tim ahli, yang menyimpulkan bahwa wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki potensi paling besar.

“Nuklir kenapa di lokasi itu, itu sudah lewat kajian dari para tim. Yang jelas ada beberapa lokasi, tapi sudah dicek kelayakan dan prioritas untuk sementara dari tekniknya,” ungkapnya.

Dengan masuknya proyek PLTN ke dalam RUPTL 2025–2034, pemerintah menunjukkan komitmen dalam mendorong diversifikasi energi dan pengembangan energi bersih jangka panjang, khususnya di wilayah luar Jawa.

Baca Juga: Kalimantan Barat Punya Potensi Energi Nuklir, Pemerintah Masih Kaji PLTN

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements