Faktakalbar.id, PONTIANAK – Zona megathrust Indonesia dinilai berpotensi tinggi memicu gempa bumi besar dan tsunami dahsyat.
Para pakar menyebut zona-zona ini bisa melepaskan energi secara berulang dalam siklus ratusan tahun, namun hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi kapan zona megathrust akan pecah.
Peneliti senior dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Amien Widodo, menjelaskan bahwa gempa megathrust terjadi akibat tumbukan lempeng tektonik di kedalaman 0 hingga 70 kilometer.
Baca juga: Waspada! 16 Zona Megathrust Kepung Indonesia, Berpotensi Picu Tsunami Dahsyat
Pergerakan dan hambatan antar-lempeng mengakumulasi energi yang kemudian dilepaskan dalam bentuk gempa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menambahkan bahwa dua zona megathrust di Indonesia, yaitu Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, sudah lama tidak melepaskan energinya.
Keduanya kini masuk kategori seismic gap, yakni zona gempa yang belum mengalami gempa besar dalam waktu lama.
Megathrust Selat Sunda terakhir kali mengalami gempa besar pada 1699 dan 1780 dengan magnitudo 8,5. Sementara itu, Megathrust Mentawai-Siberut mengalami gempa besar pada 1797 (M 8,7) dan 1833 (M 8,9).
Meski disebut “tinggal menunggu waktu,” para ahli menekankan bahwa istilah tersebut tidak berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat. Prediksi waktu pasti masih belum bisa dilakukan dengan teknologi saat ini.
Peringatan tentang potensi gempa megathrust bukanlah alarm dini, melainkan bentuk edukasi agar masyarakat tetap waspada, terutama di wilayah padat penduduk seperti Pulau Jawa yang memiliki risiko tinggi jika gempa dan tsunami besar terjadi. (*/red)
Baca juga: Kalimantan Tak Dilewati Megathrust, tapi IKN Tetap Terancam Gempa!
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id