JAKARTA – Israel dan Hamas akhirnya menyepakati gencatan senjata di Gaza, sebuah langkah signifikan setelah konflik berkepanjangan sejak Oktober 2023. Pengumuman ini disampaikan oleh Pemerintah Qatar pada Rabu (15/1/2025), dengan implementasi gencatan senjata yang akan dimulai pada Minggu (19/1/2025).
Kesepakatan ini menjadi momentum penting, dengan dukungan dari berbagai pihak internasional, termasuk Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.
Kesepakatan ini dibagi menjadi tiga fase, dengan tahap pertama berlangsung selama 42 hari. Pada fase awal ini, fokus utama adalah pembebasan 33 sandera Israel yang ditawan di Gaza, termasuk perempuan, anak-anak, dan warga sipil yang terluka.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina. Negosiasi untuk tahap kedua dan ketiga akan dilakukan selama fase pertama, dengan pengawasan badan mediator yang berbasis di Kairo.
“Ini adalah langkah awal menuju ketenangan dan perdamaian di Gaza. Kami berharap semua pihak berkomitmen penuh dalam melaksanakan kesepakatan ini,” ujar Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Pada tahap kedua, Israel akan membebaskan sisa tahanan Palestina dan menarik mundur pasukannya sepenuhnya dari Jalur Gaza. Tahap ini juga mencakup pertukaran jenazah sandera yang terbunuh. Selama fase ini, bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk untuk meringankan penderitaan warga Gaza.