FAKTA GRUP –Forum Relawan Kemanusiaan Pontianak (FRKP) kembali menyoroti kasus barang kontroversial yang sempat beredar di pasar Pontianak yakni Kurma Yang sudah tidak layak atau busuk. Bruder Stephanus Paiman OFMCap, salah satu narasumber kunci, menegaskan pentingnya penuntasan kasus ini demi transparansi dan keadilan.
Bruder juga menyinggung keterlibatan Hendra yang mengakui perbuatannya dalam rekaman CCTV. “Hendra itu mengakui, dia merasa berdosa karena dia muslim, dan barang yang beredar ini juga dikonsumsi oleh sesama muslim,” kata Bruder Paiman.
Menurut Bruder, ada indikasi bahwa barang-barang tersebut, yang awalnya disebut untuk makanan ternak, justru masuk ke supermarket dan dijual sebagai produk eksklusif. “Ini bukan sekadar barang yang dijual di toko kelontong biasa, tapi masuk ke supermarket besar yang jadi pilihan,” jelas Bruder dengan nada prihatin.
Bruder Paiman menegaskan perlunya penjelasan resmi dari pihak berwenang mengenai status kasus ini. “Kalau memang tidak terbukti, silakan SP3, tapi harus ada alasan yang jelas,” tegasnya. Ia juga berharap pihak yang terlibat dapat dipertemukan untuk mencari solusi dan menghindari fitnah lebih lanjut.
“Saya ingin dipertemukan dengan Hendra dan pihak terkait lainnya seperti Maria Lihun, agar semuanya jelas dan tidak ada lagi kabar simpang siur,” imbuhnya. Bruder menilai pentingnya transparansi dari pihak berwajib, khususnya terkait proses penyelidikan yang dinilai kurang terkoordinasi dengan baik.
Dalam wawancara tersebut, Bruder juga mempertanyakan bagaimana barang-barang tersebut dapat lolos masuk ke Pontianak tanpa pemeriksaan ketat dari Bea Cukai dan Balai POM. “Artinya, ada yang perlu dipertanyakan soal pengawasan prosedur masuknya barang ini. Kok bisa lolos?” kata Bruder.