LOMBOK TENGAH – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memulai pembangunan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di empat titik di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peletakan batu pertama pembangunan ini dilaksanakan secara simbolis oleh Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. pada Kamis (5/12) di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain di BPBD Provinsi (NTB), pusat pengendalian operasi ini akan dibangun juga di BPBD Kota Mataram, BPBD Kabupaten Lombok Tengah, dan BPBD Kabupaten Lombok Utara.
Suharyanto dalam arahannya mengatakan, pusdalops ini bertujuan menghadirkan pusat kendali yang tidak hanya menjadi “jantung” operasional dalam penanggulangan bencana, tetapi juga menjadi pusat koordinasi yang berbasis teknologi, data, dan informasi yang terintegrasi.
Ia menegaskan bahwa penanggulangan bencana bukan terfokus pada saat terjadinya bencana, tapi fase pencegahan sebelum terjadinya bencana juga sangat penting untuk memperkecil dampak atau resiko bencana.
Pembangunan _command center_ di NTB merupakan bagian dari Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (IDRIP) yang merupakan bentuk kerjasama dari Pemerintah Republik Indonesia dengan World Bank.
World Bank bekerja sama dengan BNPB dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) untuk meningkatkan ketangguhan Indonesia menghadapi potensi risiko bencana tsunami.
“Konsepnya adalah peringatan dini bencana, khususnya tsunami. BMKG memasang alat peringatan dini apabila terjadi gempa bumi dan tsunami kemudian dilanjutkan BNPB meneruskan peringatan dini tersebut kepada masyarakat melalui berbagai media seperi sirine, rambu evakuasi, tempat evakuasi dan juga pembentukan Desa Tangguh Bencana”, jelas Suharyanto.