Kondisi Jalan Rusak Parah, Warga Kayan Hilir Sintang Tagih Janji Pemerintah Soal Perbaikan Jalan

Ilustrasi kondisi infrastruktur di wilayah pedalaman. Warga Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, mengeluhkan akses jalan yang buruk hingga menyulitkan evakuasi orang sakit.
Ilustrasi kondisi infrastruktur di wilayah pedalaman. Warga Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, mengeluhkan akses jalan yang buruk hingga menyulitkan evakuasi orang sakit. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, SINTANG – Masyarakat di lima desa yang terletak di kawasan pedalaman Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang, mengeluhkan minimnya pemerataan pembangunan infrastruktur.

Meski Indonesia telah menginjak usia kemerdekaan ke-80, kondisi jalan di wilayah tersebut dinilai tidak pernah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat.

Baca Juga: Nyaris Putus Digerus Longsor, Akses Jalan Poros Dedai di Sintang Bahayakan Pengendara

Keluhan ini disuarakan oleh perwakilan warga dari lima desa yang terdampak, yakni Desa Neran Baya, Sungai Buaya, Batu Betak, Sungai Garong, dan Sungai Sintang.

Mereka merasa dianaktirikan karena akses transportasi darat yang sangat buruk dan tak kunjung diperbaiki.

Salah satu warga setempat, menumpahkan kekecewaannya melalui sebuah pernyataan tertulis. Ia menilai pemerintah abai terhadap nasib warga di pedalaman.

“Sudah 80 tahun Indonesia Merdeka, kami 5 Desa Neran Baya, Sungai Buaya, Batu Betak, Sungai Garong dan Sungai Sintang, yang tinggal di pedalaman tidak diperhatikan oleh Pemerintah,” ujar Mega.

Warga mengaku kenyang dengan janji-janji manis para politisi. Isu perbaikan infrastruktur kerap menjadi komoditas kampanye setiap kali pemilihan umum digelar, baik untuk pemilihan kepala daerah maupun legislatif. Namun, realisasi di lapangan nihil.

“Baik Pemerintah Kabupaten apa lagi Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat, setiap pemilu kami selalu ngikut janji calon Bupati, calon Dewan kalau terpilih mau bangun jalan daerah 5 Desa, selesai pemilihan hilang cerita,” tegasnya.

Terkendala Status Hutan Lindung

Selain masalah kondisi jalan, warga juga merasa terjepit secara ekonomi. Mega menjelaskan bahwa wilayah mereka sulit berkembang karena terbentur status kawasan hutan lindung.

Hal ini menghambat masuknya investasi perkebunan yang diharapkan bisa membuka akses wilayah.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id