Ia berusaha selembut mungkin memindahkan “muatan” berharganya agar tidak terguncang.
Begitu bucket mendekati tanah yang lebih stabil, sang operator berteriak lantang kepada para pekerja proyek yang ada di bawah.
“Ayo, angkat! Hati-hati!” serunya memberi komando.
Dengan sigap, para tukang dan warga yang berada di lokasi langsung menyambut tubuh sang kakek.
Tanpa mempedulikan lumpur yang mengotori pakaian, mereka bergotong royong menggendong dan memapah kakek tersebut menuju tempat yang lebih aman untuk segera mendapatkan pertolongan medis.
Doa di Balik Kemudi Alat Berat
Momen yang paling menyentuh hati bukan hanya pada proses evakuasinya, melainkan pada ketulusan yang terucap dari sang operator ekskavator.
Di balik kemudinya, di sela-sela konsentrasinya mengendalikan alat berat, terdengar suara parau operator tersebut memanjatkan doa.
“Ya Allah, berikanlah kesembuhan untuknya,” ucapnya lirih namun penuh harap.
Kejadian di Cibangkonol ini menjadi pengingat bagi kita semua.
Bahwa di tengah keterbatasan fasilitas dan sulitnya medan infrastruktur, rasa kemanusiaan dan semangat gotong royong warga tidak pernah putus.
Besi alat berat boleh saja dingin dan keras, namun hati orang-orang yang mengoperasikannya penuh dengan kehangatan dan kepedulian.
Baca Juga: Gagal Kirim Sabu ke Surabaya, Kakek 61 Tahun Dibekuk Tim Labubu Polres Kubu Raya
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















