BNPB Rilis Data Terbaru: Total Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor Sumatra Capai 1.016 Jiwa

Petugas SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian korban meninggal dunia di lokasi terdampak banjir dan longsor wilayah Sumatra. (Dok. Instagram/@kantorsar_bengkulu)
Petugas SAR gabungan saat melakukan operasi pencarian korban meninggal dunia di lokasi terdampak banjir dan longsor wilayah Sumatra. (Dok. Instagram/@kantorsar_bengkulu)

Faktakalbar.id, NASIONAL  – Operasi pencarian korban bencana alam di wilayah Sumatra masih terus digencarkan oleh petugas gabungan hingga Minggu (14/12).

Pos Pendamping Nasional (Pospenas) yang dipimpin oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru terkait dampak bencana banjir dan longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Baca Juga: Total Korban Tewas Bencana Sumatera Tembus 442 Jiwa, BNPB Kebut Distribusi Logistik dan Alat Berat

Berdasarkan data yang dihimpun, total korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi ini telah mencapai angka 1.016 jiwa.

Provinsi Aceh mencatat angka kematian tertinggi dengan jumlah 424 jiwa, disusul Sumatra Utara sebanyak 349 jiwa, dan Sumatra Barat sebanyak 243 jiwa.

Dalam rentang waktu satu minggu terakhir, yakni 8 hingga 13 Desember, tercatat adanya penambahan korban meninggal dunia sebanyak 66 jiwa.

Rincian penambahan tersebut meliputi 33 jiwa di Aceh, 19 jiwa di Sumatra Utara, dan 14 jiwa di Sumatra Barat.

Kendala Identifikasi dan Korban Hilang

Selain korban tewas, data korban hilang saat ini tercatat sebanyak 212 orang. Angka ini tersebar di wilayah Aceh sebanyak 32 orang, Sumatra Utara 90 orang, dan Sumatra Barat 90 orang.

Pihak BNPB menjelaskan bahwa dinamika data di lapangan sangat dipengaruhi oleh proses verifikasi dan identifikasi by name by address yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota.

Ada beberapa faktor teknis yang memengaruhi fluktuasi data, termasuk kondisi di lapangan di mana bencana turut melanda area pemakaman umum.

“Hal tersebut dipengaruhi beberapa situasi, seperti adanya banjir dan longsor di area pemakaman. Jenazah yang meninggal di area itu kemudian ditemukan oleh petugas SAR dan dihitung sebagai korban bencana,” jelas pihak Pospenas dalam keterangannya.

Selain itu, proses verifikasi data orang hilang juga terus dilakukan untuk memastikan akurasi, mengingat adanya perpindahan penduduk antarkabupaten saat bencana terjadi.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id