Raja Sanggau Gusti Amran: Tuduhan Krisantus Melaporkan Ria Norsan Jauh Panggang dari Api

"Raja Sanggau Gusti Amran menilai tuduhan Krisantus melaporkan Ria Norsan terkait kasus korupsi adalah fitnah yang jauh panggang dari api. Ia berharap keduanya kembali harmonis."
Raja Sanggau Gusti Amran menilai tuduhan Krisantus melaporkan Ria Norsan terkait kasus korupsi adalah fitnah yang jauh panggang dari api. Ia berharap keduanya kembali harmonis. (Dok. Faktakalbar.id)

Faktakalbar.id, SANGGAU – Ketegangan hubungan antara Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, dan Wakil Gubernur, Krisantus Kurniawan, kembali menjadi perhatian publik.

Suasana yang kian meruncing ini dinilai membawa dampak buruk bagi tata kelola pemerintahan dan psikologis masyarakat.

Sorotan tajam datang dari tokoh adat sekaligus tokoh masyarakat Kalimantan Barat, Raja Kerajaan Sanggau, Gusti Amran.

Dalam wawancara melalui sambungan telepon dengan Fakta Kalbar, Selasa (9/12/2025), Gusti Amran mengaku risih melihat dinamika yang berkembang antara kedua pemimpin tertinggi Provinsi Kalimantan Barat itu.

Baca Juga: Dituduh ‘Dalang’ Laporkan Kasus BP2TD dan Jalan Mempawah, Kristantus: Konflik Sudah Terasa Sejak Sebelum Pelantikan

Ia memperkenalkan dirinya bukan hanya sebagai Raja Sanggau, tetapi juga sebagai Ketua Majelis Raja-Raja se-Kalimantan Barat, sekaligus tokoh masyarakat yang telah lama mengenal keduanya.

“Sebagai tokoh masyarakat Kalimantan Barat, saya risih mendengar berita-berita tentang ketidakharmonisan antara Pak Gubernur Ria Norsan dan Pak Wakil Gubernur Krisantus,” ujar Gusti Amran.

Ia menambahkan bahwa hubungan pribadinya dengan kedua tokoh tersebut sangat dekat.

“Pak Ria Norsan sahabat saya, sedangkan Pak Krisantus sudah seperti saudara. Saya sudah mengenal beliau puluhan tahun, jauh sebelum mereka berdua mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur,” lanjutnya.

Gusti Amran menilai, sikap Ria Norsan yang menunjukkan kecenderungan negatif terhadap wakilnya tidak pantas dipertontonkan oleh seorang pemimpin daerah.

Menurutnya, hal itu menurunkan wibawa kepemimpinan sekaligus menimbulkan ketidakstabilan dalam birokrasi.

“Kalau saya melihat di media, Pak Gubernur ini cenderung negative thinking terhadap Pak Wagub. Ini tidak bagus sebagai pemimpin,” katanya.

Ia menekankan bahwa keharmonisan seorang gubernur dan wakilnya menjadi fondasi bagi kinerja pemerintahan.

“Antara pemimpin saja tidak sinkron. Tidak koordinasi. Bagaimana mau menunjukkan kinerja yang baik untuk rakyat,” tegasnya.

Ia juga menyinggung ketidakharmonisan tersebut telah merembet ke struktur birokrasi.

Menurutnya, saat ini banyak pejabat struktural enggan dekat dengan Krisantus karena khawatir dianggap berseberangan dengan gubernur.

“Sekarang mungkin para kepala dinas takut dekat dengan Pak Krisantus. Kalau dekat, nanti bisa dibuang atau dilempar jadi staf ahli. Ini preseden buruk bagi seorang pemimpin,” ungkapnya.

Akibat tidak adanya koordinasi yang baik, kata Gusti Amran, berbagai aspirasi masyarakat yang diserap langsung oleh Krisantus tidak dapat tersampaikan dalam agenda strategis seperti penyusunan APBD.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id