Baca Juga: Jalan Darat Putus Total, Helikopter BNPB Jadi ‘Malaikat Penyelamat’ Warga Terisolir di Aceh Tengah
Perhatian Khusus Pasien Penyakit Kronis
Saiful, yang juga menjabat sebagai Ketua Health Emergency Operation Center (HEOC), memberikan imbauan khusus bagi warga yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau penyakit kronis.
Warga yang membutuhkan perawatan rutin, seperti pasien cuci darah atau mereka yang wajib mengonsumsi obat secara berkala, diminta untuk segera melapor ke petugas.
“Kondisi sekarang masyarakat dengan perawatan khusus, pasien dengan obat rutin segera melapor ke puskesmas, pustu, bidan desa untuk melaporkan pasien khusus dapat terlayani,” pesan Saiful.
Mobilisasi Tenaga Medis
Guna memperkuat layanan, HEOC telah diaktifkan di tingkat provinsi untuk mengoordinasikan tenaga kesehatan pemerintah maupun non-pemerintah.
Puskris juga memobilisasi Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK) dari regional Sumbar dan luar daerah.
Bantuan tenaga medis didatangkan dari RSU Dadi Makassar untuk diperbantukan ke RSUD Sikaping dan RSUD Lubuk Basung di Kabupaten Agam.
Selain itu, distribusi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil terus dilakukan ke seluruh kabupaten/kota terdampak.
Baca Juga: BNPB Distribusikan 40 Ton Bantuan Kemenko Perekonomian untuk Korban Bencana di Tiga Provinsi
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama TNI dan Basarnas melanjutkan distribusi bantuan logistik dan obat-obatan seberat 2,5 ton melalui jalur udara ke wilayah terisolir di Kabupaten Lima Puluh Kota, Agam, dan Pesisir Selatan.
Hingga Kamis (4/12), data Pos Pendamping Nasional mencatat lebih dari 22.824 warga masih mengungsi di 13 kabupaten dan kota.
Upaya pencegahan penyakit pascabencana menjadi prioritas agar kondisi para pengungsi tidak semakin memburuk.
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















