Baca Juga: PT Mayawana Persada Wujudkan Laboratorium Kehutanan Generasi Baru Melalui Program Magang Untan
78 Persen Kerusakan Permanen
Yang lebih mengkhawatirkan dari data WRI tersebut adalah sifat dari kehilangan tutupan hutan di Indonesia.
Berbeda dengan negara-negara subtropis di mana kehilangan tutupan pohon sering kali disebabkan oleh siklus alam atau kebakaran hutan yang bisa tumbuh kembali, kehilangan hutan di Indonesia mayoritas bersifat permanen.
Laporan tersebut mencatat bahwa dari total 32 juta hektare hutan yang hilang, sekitar 78 persen di antaranya diperkirakan permanen.
Hal ini mengindikasikan adanya alih fungsi lahan secara masif (deforestasi) untuk kepentingan non-hutan, seperti perkebunan skala besar, pertambangan, maupun pembangunan infrastruktur, yang membuat hutan tersebut tidak akan kembali lagi.
Sebagai perbandingan di kawasan Asia, posisi Indonesia jauh di atas Malaysia yang berada di peringkat ke-9 dengan total kehilangan tutupan pohon sebesar 9,5 juta hektare, dan China di posisi ke-7 dengan 12,8 juta hektare.
Data ini menjadi “lampu kuning” bagi pemerintah dan pemangku kebijakan lingkungan hidup untuk segera mengevaluasi izin konsesi dan memperketat pengawasan, mengingat dampak krisis iklim yang semakin nyata akibat hilangnya penyerap karbon alami.
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















