Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Di belantika musik independen Indonesia, Efek Rumah Kaca (ERK) bukan sekadar grup musik.
Mereka adalah intelektual yang memegang instrumen.
Di saat banyak musisi memilih jalur aman dengan lagu-lagu cinta, Cholil Mahmud dan kawan-kawan konsisten memilih jalur sunyi: merekam kegelisahan sosial dan menyentil kebijakan penguasa lewat lirik yang puitis namun tajam.
Lagu-lagu mereka melampaui sekadar hiburan; mereka adalah arsip sejarah kelam dan pengingat bahwa ada yang tidak beres dengan tata kelola negara ini.
Baca Juga: Bikin Kangen Bestie! Ini 5 Lagu Wajib Masuk Playlist Persahabatan Kamu
Tak heran, karya mereka menjadi anthem wajib di berbagai aksi demonstrasi mahasiswa.
Berikut adalah 4 lagu Efek Rumah Kaca yang paling “berisik” dalam mengkritisi pemerintah dan ketidakadilan negara:
1. Di Udara (2008)
Lagu ini adalah monumen musikal untuk mengenang Munir Said Thalib, aktivis HAM yang dibunuh dengan racun arsenik di udara.
Secara spesifik, Di Udara adalah kritik keras terhadap ketidakmampuan (atau ketidakmauan) negara dalam menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat.
Lirik “Aku bisa tenggelam di lautan / Aku bisa diracun di udara” menyindir betapa mudahnya nyawa seorang pengkritik dihilangkan, namun kebenarannya tak akan pernah mati.
Lagu ini menjadi pengingat abadi bagi pemerintah bahwa utang keadilan belum lunas dibayar.
2. Mosi Tidak Percaya (2008)
Jika ada lagu yang paling mewakili perasaan rakyat terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau pemerintah yang ingkar janji, inilah lagunya.
Mosi Tidak Percaya menyoroti krisis kepercayaan publik terhadap para pejabat yang dipilih lewat pemilu.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id















