Faktakalbar.id, KAPUAS HULU – Tanaman Kratom (Mitragyna speciosa) kini menjelma menjadi komoditas primadona baru bagi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya di wilayah Kapuas Hulu.
Permintaan pasar internasional yang tinggi, terutama dari Amerika Serikat (AS), membuat tanaman yang kerap dijuluki “Daun Surga” ini mampu menggeser dominasi karet sebagai sumber penghasilan utama warga setempat.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN, Slamet Wahyono, mengungkapkan bahwa dampak ekonomi dari budidaya kratom sangat signifikan.
Rantai produksi kratom yang panjang, mulai dari penanaman, pemanenan, hingga pengolahan pasca-panen (pengeringan atau fermentasi), terbukti menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Baca Juga: Resmi! Ekspor Perdana Kratom dari Kalbar Diharapkan Bantu Petani dan Tambah Devisa Negara
“Nilai ekonomi kratom yang tinggi menciptakan efek domino positif. Angka putus sekolah menurun karena orang tua memiliki penghasilan yang memadai, dan secara tidak langsung berpotensi menekan angka kriminalitas karena masyarakat sibuk bekerja,” ungkap Slamet dalam webinar terkait potensi tumbuhan obat Indonesia, Minggu (30/11/2025).
Manfaat Ekologis dan Medis
Tak hanya menguntungkan dompet petani, kratom juga dinilai ramah lingkungan.
Tanaman ini tumbuh subur di bantaran sungai dan memiliki akar yang kuat untuk mencegah abrasi.
Pertumbuhan daunnya yang cepat dan lebat juga berkontribusi dalam menyerap karbon, membantu mengurangi efek rumah kaca.
Secara medis, riset etnobotani menunjukkan kratom telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional nusantara.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















