Baca Juga: KPK Bakal Punya ‘Mata dan Telinga’ Baru, Setyo Budiyanto: Akan Banyak yang Ditangkap!
Langkah investigasi lintas negara ini dinilai krusial untuk memverifikasi fakta transaksi. KPK ingin memastikan apakah transaksi yang tercatat benar-benar terjadi secara langsung antara Pertamina dan NOC negara lain, atau hanya rekayasa dokumen semata untuk menutupi peran broker dalam kasus korupsi Petral.
“Untuk melihat apakah trading antara Indonesia yang diwakili oleh Pertamina dalam hal ini Petral itu langsung dengan NOC negara tersebut atau enggak,” ujar Asep.
Penyelidikan ini akan menyasar konfirmasi ke sejumlah perusahaan minyak raksasa dunia untuk memastikan kebenaran alur transaksi yang terjadi di masa lalu.
“Misalkan, tadi, ya, apakah langsung dengan Petronas atau tidak? Atau ternyata itu hanya, itu hanya dokumen saja. Apakah langsung, misalkan, dengan Arab misalkan dengan Aramco atau tidak. Nah seperti itu. Nah nanti kita akan kerja sama tentunya dengan beberapa, karena minyak itu tidak hanya dari negara-negara yang tadi disebutkan. Tentu juga dari negara-negara penghasil minyak ya,” lanjutnya.
Pada kesempatan terpisah, Ketua KPK Setyo Budiyanto juga sempat menyinggung skala kerugian akibat skandal ini. Ia menyebut angka kerugian negara dalam kasus ini sangat fantastis, mencapai jutaan Dolar Amerika Serikat.
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id















