La Niña Mulai Berkembang, BMKG Sintang Ungkap Tiga Faktor Pemicu Puncak Musim Hujan

"BMKG Sintang mengungkap 3 faktor pemicu puncak musim hujan awal 2026, mulai dari La Niña yang mulai berkembang, angin dari Asia, hingga faktor lokal."
BMKG Sintang mengungkap 3 faktor pemicu puncak musim hujan awal 2026, mulai dari La Niña yang mulai berkembang, angin dari Asia, hingga faktor lokal. (Dok. Ist)

Forecaster Stasiun BMKG Tebelian Sintang, M. Hanif Sulthony, menjelaskan bahwa faktor global utamanya adalah aktivitas El Niño–Southern Oscillation (ENSO).

“Secara global, saat ini ENSO berada pada kondisi La Niña. Biasanya La Niña membuat Indonesia cenderung lebih basah,” ungkap Hanif, Jumat (14/11/2025).

Baca Juga: Banjir Landa Simpang Hilir, Polisi Bantu Warga Dorong Motor yang Mogok di Tengah Hujan Deras

Ia menambahkan, meski kondisi La Niña saat ini masih terpantau lemah, fenomena ini diperkirakan akan terus meningkat ke depannya, menambah suplai uap air di wilayah Indonesia.

Faktor kedua, lanjut Hanif, bersifat regional, yakni adanya pola angin musim dingin dari benua Asia.

Tekanan udara tinggi dari Asia bergerak menuju Indonesia dan berkontribusi meningkatkan pertumbuhan awan-awan hujan.

“Selain faktor global, cuaca Sintang juga dipengaruhi fenomena lokal seperti peningkatan penguapan akibat suhu panas pada pagi dan siang hari, yang kemudian memicu pembentukan awan dan hujan pada sore atau malam,” jelasnya.

Dengan aktifnya tiga fenomena ini sekaligus, BMKG mengimbau masyarakat Sintang untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, mengingat wilayah tersebut sudah memasuki musim penghujan sejak November 2025.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kalbar Hari Ini: Hujan Guyur Sejumlah Wilayah Mulai dari Siang Hingga Dini Hari

(*Mira)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id