Dalam amanat Kapolri yang dibacakan Kapolda Kalbar, Irjen Pol. Pipit Rismanto menyampaikan bahwa bencana alam merupakan tantangan global yang membutuhkan kerja sama lintas sektor.
“Indonesia secara geografis terletak di kawasan Ring of Fire atau Cincin Api Dunia, dan diakui sebagai salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi. Hasil survei World Risk Index 2025 menempatkan Indonesia pada peringkat tiga negara dengan potensi bencana alam tertinggi di dunia,” ujar Pipit Rismanto.
Ia menjelaskan, data BNPB hingga 19 Oktober 2025 mencatat 2.606 kejadian bencana alam di Indonesia, didominasi 1.289 kejadian banjir dan 511 kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Akibatnya, 361 orang meninggal dunia dan lebih dari 5,2 juta orang mengungsi.
“Polri memiliki peran strategis dalam penanganan bencana yang bersifat kompleks dan multidimensi. Melalui sinergi lintas sektor, Polri berkomitmen untuk melindungi, melayani, dan membantu masyarakat dalam menghadapi bencana,” tegas Kapolda.
Lebih lanjut, Kapolda Kalbar menyampaikan peringatan dari BMKG mengenai potensi meningkatnya intensitas hujan akibat musim hujan dan fenomena La Nina.
BMKG mencatat, saat ini 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dengan puncaknya diperkirakan berlangsung dari November 2025 hingga Januari 2026.
Baca Juga: Kepala BNPB Ajak Lemhannas Perkuat Budaya Sadar Bencana Demi Ketahanan Nasional
Fenomena La Nina yang diprediksi berlangsung November 2025–Februari 2026, meskipun dalam kategori lemah, tetap berpotensi meningkatkan curah hujan di atas normal, terutama di sebagian Kalimantan.
“Oleh karena itu, kecepatan dan ketepatan respons menjadi faktor utama keberhasilan dalam penanganan bencana. Seluruh elemen bangsa TNI, Polri, Pemerintah, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, K/L, dan masyarakat harus siap dan berkolaborasi secara terintegrasi,” jelasnya.
Gubernur Kalbar Apresiasi Sinergi
Usai apel, Gubernur Ria Norsan menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama seluruh jajaran Forkopimda telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif.
“Apel kesiapsiagaan ini merupakan bentuk kerja sama seluruh unsur, baik Pemerintah Daerah, Forkopimda, BNPB, hingga masyarakat peduli api dan peduli banjir. Kami apresiasi inisiatif Kapolda Kalbar yang mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana,” ujar Ria Norsan.
Gubernur juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap perubahan cuaca ekstrem yang ditandai oleh peralihan suhu dan curah hujan secara mendadak.
“Kerja sama lintas sektor sangat diperlukan untuk menyikapi kondisi cuaca ekstrem yang terjadi sekarang ini,” tuturnya.
Memasuki periode bulan “ber-ber” (September–Desember), lanjutnya, curah hujan biasanya meningkat signifikan dan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir maupun angin puting beliung.
“Kesiapsiagaan ini menjadi langkah pencegahan dan mitigasi terhadap potensi dampak cuaca ekstrem seperti banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, serta angin kencang,” pungkasnya.
Apel ditutup dengan pemeriksaan pasukan dan sarana pendukung penanggulangan bencana, serta peninjauan dapur lapangan milik Polda Kalbar sebagai bagian dari kesiapan logistik dalam menghadapi keadaan darurat.
Baca Juga: BNPB Kukuhkan ULD PB Provinsi Bali, Tekankan Peran Penting Disabilitas dalam Perencanaan Bencana
(Rfa/Nzr)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















