BKSDA-YIARI Berhasil Translokasi Induk dan Anak Orangutan yang Masuk Perkebunan Warga

Tim gabungan BKSDA dan YIARI saat proses translokasi induk dan anak orangutan di Ketapang. (Dok. HO/Faktakalbar.id)
Tim gabungan BKSDA dan YIARI saat proses translokasi induk dan anak orangutan di Ketapang. (Dok. HO/Faktakalbar.id)

Tim gabungan bergerak ke lokasi dan tiba sekitar pukul 06.30 WIB.

Tim YIARI menggunakan senapan bius yang dosisnya dihitung cermat oleh dokter hewan.

Setelah kedua orangutan terbius dan jatuh ke jaring, tim medis memastikan keduanya dalam kondisi sehat dan bisa langsung ditranslokasikan.

Tim langsung berangkat menuju kawasan Hutan Kencana Damai, hutan terdekat yang masih satu hamparan.

Baca Juga: 5 Fobia Unik yang Jarang Disadari, Mungkin Anda Mengalaminya?

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam dan dibantu masyarakat setempat, kedua orangutan berhasil dilepaskan. Keduanya menunjukkan respons positif dan perilaku liar, menandakan kesiapannya untuk kembali hidup bebas.

Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat, Murlan Dameria Pane, mengatakan, “Translokasi adalah salah satu bentuk upaya penyelamatan satwa liar untuk meminimalkan interaksi negatif antara satwa liar dan manusia. Kondisi yangg diharapkan tentunya terwujudnya harmoni kehidupan antara manusia dengan satwa liar dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan pemahaman dan kerjasama semua pihak.”

Ketua Umum YIARI, Silverius Oscar Unggul, dalam pernyataannya menegaskan bahwa translokasi ini merupakan langkah penting demi keselamatan orangutan sekaligus keamanan masyarakat.

“Langkah ini merupakan win-win solution yang menguntungkan semua pihak. Translokasi ini bukan hanya untuk menjamin keselamatan orangutan, tapi juga untuk meminimalkan kerugian warga. Selain itu, hasil pengamatan tim menunjukkan bahwa kawasan tersebut sudah mengalami degradasi dan fragmentasi habitat yang parah akibat konversi lahan hutan ke perkebunan dan encroachment di kawasan hutan.,” tutupnya.

(ra)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id