Jeda dari rutinitas memberikan ruang bagi hati untuk merasakan apa yang sesungguhnya ia rasakan, dan sering kali, yang paling dominan adalah kerinduan akan rumah.
3. Linimasa yang Menjadi Cermin Kerinduan
Di era digital, linimasa media sosial adalah jendela dunia.
Pada Sabtu malam, jendela itu dipenuhi oleh potret kebersamaan: teman yang sedang makan malam bersama keluarga, atau kerabat yang membagikan momen kumpul-kumpul.
Melihatnya bukan berarti membandingkan, melainkan menjadi cermin yang memantulkan keinginan hati kita sendiri.
Pemandangan itu menjadi validasi visual dari apa yang sedang kita rindukan.
4. Saat Kelelahan Bertemu Keheningan
Setelah sepekan berjuang di tanah rantau, wajar jika fisik dan mental terasa lelah.
Saat pertahanan energi kita menurun, hati menjadi lebih sensitif.
Keheningan malam Minggu yang seharusnya menenangkan justru bisa terasa memperkuat rasa sepi.
Dalam kondisi inilah, hati secara alami mencari sumber kekuatan dan kenyamanan utamanya, yaitu keluarga dan suasana rumah.
Pada akhirnya, perasaan rindu yang datang di malam Minggu bukanlah sebuah kelemahan.
Ia adalah bukti cinta, sebuah penanda betapa berharganya arti rumah dan keluarga.
Ia adalah bagian otentik dari perjalanan hidup seorang anak rantau pengingat tentang dari mana kita berasal, yang memberi kekuatan untuk terus melangkah ke mana pun tujuan kita.
Baca Juga: Rasa Rindu di Setiap Sendok: 5 Masakan Mama yang Cocok untuk Mengobati Homesick
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















