Mereka melakukan pembunuhan massal, membakar rumah, serta ladang warga.
Serangan itu telah memaksa lebih dari 5 juta orang Kristen mengungsi ke kamp-kamp internal maupun lintas perbatasan.
Selain merebut wilayah, ekstremis juga melakukan pembersihan agama dan etnis.
Pengamat menyebut bahwa militan berusaha menyingkirkan tanah air di Nigeria dan Afrika Barat, menggantikan komunitas Kristen yang telah hidup di wilayah itu selama ribuan tahun.
Seruan untuk Aksi Internasional
Emeka Umeagbalasi, perwakilan dari Intersociety, mendesak komunitas internasional untuk menetapkan kembali Nigeria sebagai Negara dengan Perhatian Khusus (CPC) atas pelanggaran kebebasan beragama yang parah.
Ia menilai penghapusan status tersebut oleh pemerintahan Biden pada tahun 2021 membuat kekerasan semakin meningkat.
Lembaga seperti Open Doors dan Aid to the Church in Need (ACN) mendukung seruan ini.
Mereka mencatat bahwa Nigeria kini menyumbang hampir 89% korban Kristen di seluruh dunia.
Lembaga-lembaga ini menegaskan bahwa dunia tidak boleh lagi berdiam diri terhadap pembantaian ini.
Tragedi ini adalah pembantaian massal yang berlangsung di bawah kelalaian negara dan diamnya dunia.
Lembaga HAM menegaskan, Nigeria kini menyumbang hampir seluruh korban Kristen di dunia.
Hentikan kebencian dan kekerasan atas nama agama, di mana pun!
Baca Juga: Peran Strategis Penyuluh Agama dalam Menjaga Kerukunan Masyarakat
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id











