Perusahaan ini merupakan salah satu pemasok udang terbesar di AS dan telah mengirimkan 38 juta kilogram udang sepanjang tahun 2025.
Baca Juga: Penolakan Ekspor Udang AS Bongkar Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Menanggapi kasus ini, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) langsung bergerak cepat.
Menurut Koordinator Komunikasi Publik Bapeten, Abdul Qohhar, timnya telah melakukan investigasi lapangan untuk mendalami paparan Cs-137 pada cengkeh.
“Berdasarkan pengukuran, ini masih dalam rentang paparan background. Kemudian radionuklida teridentifikasi K-40, salah satu radionuklida alam,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Selain itu, Bapeten juga telah mengambil sampel dan tes usap untuk diuji di laboratorium, namun hasilnya belum keluar.
Penyelidikan Bapeten sebelumnya juga menemukan paparan Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten, yang merupakan lokasi PT BMS beroperasi.
Hasil penyelidikan menunjukkan laju dosis radiasi tertinggi terdeteksi di PT PMT, sebuah industri peleburan logam stainless steel.
Baca Juga: KLH Segel Pabrik Peleburan di Serang Setelah Temukan Zat Radioaktif
Material terkontaminasi berupa kepingan logam seberat 700 kilogram telah direlokasi dan seluruh area dipasangi rambu bahaya radiasi.
Deputi Pengkajian dan Keselamatan Nuklir Bapeten, Haendra Subekti, menegaskan komitmen mereka untuk memastikan setiap penanganan dan pemindahan zat radioaktif dilakukan secara tepat dan terukur.
“Kami akan tetap mengutamakan keselamatan petugas, masyarakat, serta perlindungan lingkungan hidup, khususnya terkait paparan Cesium-137 (Cs-137) di Kawasan Industri Modern Cikande,” ungkapnya.
Kerja sama dengan berbagai pihak seperti KLH/BPLH, BRIN, dan KBRN Brimob juga dilakukan untuk memastikan penanganan material terkontaminasi berjalan aman dan tepat sasaran.
Baca Juga: Dianggap Lalai, Dua Perusahaan Terancam Pidana Cemaran Radioaktif
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id















