Pasokan tersebut dipastikan akan tersedia dalam waktu tujuh hari. Namun, tidak disebutkan secara rinci berapa volume impor yang disepakati.
“Dipastikan karena pasokan BBM Pertamina yang sekarang sudah dicampur, jadi kemungkinan besar impornya baru. Ini harus berjalan maksimal dalam tujuh hari ke depan,” tegas politikus Partai Golkar itu.
Bahlil melanjutkan, untuk menjaga transparansi dan kualitas, disepakati pula penggunaan surveyor bersama di negara asal sebelum pengiriman ke Indonesia.
“Agar tidak ada dusta di antara kita soal menyempurnakan kualitas, juga disepakati untuk melakukan joint surveyor. Jadi barang belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah menekankan pentingnya keadilan harga.
Walaupun Pertamina mendapat penugasan utama, mekanisme harga harus terbuka dan tidak boleh merugikan pihak swasta maupun Pertamina.
“Harga (BBM yang dijual) tidak ada yang dinaikkan-naikkan, harga stabil,” ucapnya.
Bahlil menegaskan, cadangan BBM nasional masih aman dengan tingkat ketahanan 17–18 hari operasi.
Menurutnya, tidak ada masalah pada stok nasional, hanya saja cadangan di perusahaan swasta yang menipis sehingga memerlukan langkah antisipasi.
Baca Juga: SPBU Desa Kapur Jelaskan Bahwa Truk Tangki Mengakut Pertalite, Bukan Solar
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















