Ia bahkan yakin bahwa para pelaku di lapangan tidak menyadari bahwa mereka sedang dimanfaatkan.
“(Dalangnya) Dari luar. Dari luar. Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam. Dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam ini tidak ngerti bahwa dia dipakai. Tapi pada waktunya nanti harus dibuka,” jelasnya.
Hendropriyono lebih lanjut menggambarkan sosok dalang demo DPR ini sebagai “non-state actor” atau aktor non-negara.
Baca Juga: Kronologi Driver Ojol Tewas Dillindas Mobil Taktis Brimob di Pejompongan
Menurutnya, meskipun bukan pejabat negara, individu ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kebijakan di negara tempatnya tinggal, dengan mencontohkan beberapa nama besar global sebagai perbandingan.
“Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state. Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah, kaum kapitalis begitu. Itu yang usul,” tuturnya.
Ia juga menyingkap tujuan besar di balik gerakan yang membuat demokrasi tampak kacau ini.
Menurut Hendropriyono, tujuannya tidak lain adalah untuk kembali menjajah Indonesia dengan metode yang berbeda dari masa lalu.
“Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita,” tandasnya.
Sebagai informasi, aksi unjuk rasa telah berlangsung di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, sejak Senin (25/8/2025).
Baca Juga: “Usut Tuntas!” Gema Tuntutan Ojol di Depan Mako Brimob Kwitang
Massa dari berbagai elemen kembali menggelar aksi pada Kamis (28/8/2025), membawa sejumlah tuntutan, termasuk penolakan terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR dan desakan pengesahan RUU Perampasan Aset.
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id











