Festival Tengkawang VII di Pontianak: Satukan Langkah Perkuat Posisi Maskot Kalimantan Barat

Suasana diskusi dalam Festival Tengkawang VII di Pontianak, yang mempertemukan para pemangku kepentingan untuk membahas masa depan komoditas andalan Kalimantan Barat.
Suasana diskusi dalam Festival Tengkawang VII di Pontianak, yang mempertemukan para pemangku kepentingan untuk membahas masa depan komoditas andalan Kalimantan Barat. Foto: HO/Faktakalbar.id

Faktakalbar.id, PONTIANAK – Festival Tengkawang VII berhasil digelar di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Acara yang berlangsung pada 27–28 Agustus 2025 ini menjadi ajang pertemuan tahunan yang krusial bagi para penggiat Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), khususnya tengkawang.

Berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, organisasi masyarakat sipil, komunitas adat, hingga lembaga internasional, hadir untuk menyatukan visi dan langkah dalam pengelolaan tengkawang berkelanjutan.

Baca Juga: Tengkawang Fest Hari Kedua: Mengupas Tantangan ‘Emas Hijau’ Menuju Pasar Global

Koordinator Jaringan Tengkawang Kalimantan (JTK), Valentinus Heri, menekankan bahwa festival ini memiliki makna lebih dari sekadar perayaan.

Menurutnya, momentum ini adalah titik konsolidasi strategis untuk memperkuat posisi tengkawang di masa depan, baik dari sisi produksi, pasar, maupun kebijakan.

Tengkawang, Lebih dari Sekadar Maskot Kebanggaan

Tengkawang tungkul (Rubroshorea macrophylla) telah lama diakui sebagai maskot Provinsi Kalimantan Barat.

Tumbuhan endemik hutan hujan tropis ini tidak hanya berfungsi sebagai benteng ekologis, tetapi juga menjadi sumber penghidupan vital bagi masyarakat lokal.

Biji tengkawang menghasilkan minyak nabati berkualitas tinggi yang multiguna, mulai dari bahan pangan, kosmetik, hingga obat-obatan tradisional.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id