Faktakalbar.id, NASIONAL – Presiden Prabowo Subianto telah secara resmi menyampaikan keterangan pemerintah mengenai Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 beserta Nota Keuangannya.
Pidato kenegaraan ini disampaikan dalam sidang tahunan MPR/DPR RI yang menguraikan postur serta arah kebijakan fiskal pemerintah untuk tahun mendatang.
Baca Juga: APBN 2026 Segera Diumumkan, Akankah Kesejahteraan ASN Jadi Prioritas Presiden Prabowo?
Dalam pidatonya, Presiden memproyeksikan pendapatan negara pada tahun 2026 akan mencapai angka yang signifikan.
“Pada 2026, pendapatan negara diproyeksikan mencapai Rp3.147,7 triliun atau tumbuh 9,8% dibanding outlook 2025,” demikian disampaikan Presiden.
Pemerintah juga berkomitmen untuk menjaga disiplin fiskal dengan menargetkan defisit anggaran yang terukur.
“Defisit anggaran dijaga pada level 2,48% terhadap PDB, dengan kebutuhan pembiayaan anggaran sebesar Rp638,8 triliun,” lanjutnya.
Secara total, belanja negara dalam APBN 2026 direncanakan sebesar Rp3.786,5 triliun, atau mengalami kenaikan 7,3% dari outlook tahun 2025.
Alokasi ini terbagi menjadi belanja pemerintah pusat sebesar Rp3.136,5 triliun dan transfer ke daerah yang mencapai Rp650,0 triliun.
Fokus utama dari belanja pemerintah pusat adalah untuk mendanai program-program prioritas yang berdampak langsung bagi masyarakat, seperti program Makanan Bergizi Gratis (MBG), penguatan sektor kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, hingga alokasi untuk subsidi energi.
Kejutan Alokasi Anggaran Kementerian/Lembaga
Dari total belanja pemerintah pusat, alokasi untuk Kementerian dan Lembaga (K/L) direncanakan sebesar Rp1.498,3 triliun, meningkat 14,83% dari tahun sebelumnya.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















