Tomsi secara khusus menyoroti posisi Jakarta sebagai pusat ekonomi.
“Kami berharap, apalagi DKI [Jakarta] yang menjadi sentral bisa segera mengevaluasi, kemudian mendapatkan simpul-simpul kenapa harga-harga secara umum di DKI ini bisa lebih tinggi daripada provinsi-provinsi yang lainnya. Nah, ini betul-betul saya minta yang mewakili DKI, Pak Asisten, itu rapatkan betul,” ujarnya.
Dari sisi komoditas, kenaikan harga terpantau terjadi pada beberapa kebutuhan pokok di minggu keempat Juli 2025.
Bawang merah mengalami kenaikan harga di 296 kabupaten/kota, cabai rawit di 267 kabupaten/kota, dan beras di 219 kabupaten/kota.
“Kita bicara beras. Beras di semua zona, satu, dua, tiga itu naik,” imbuhnya.
Dalam arahannya, Tomsi juga menekankan pentingnya efektivitas rapat koordinasi dalam mencari solusi.
Ia meminta agar setiap rapat dapat menghasilkan formula terbaik untuk langkah nyata menekan laju inflasi, bukan sekadar pengulangan data.
Baca Juga: Pemprov Kalteng akan Ajukan 4 Nama Pj Bupati yang Baru ke Kemendagri
Para narasumber diharapkan dapat memberikan sudut pandang dan analisis baru yang relevan dengan kondisi lapangan terkini.
“Saya minta sudut pandang yang berbeda. Karena kita berupaya mencari formula, rapat ini tidak terlalu lama. Hal-hal yang sudah dibahas BPS, dibahas oleh yang lain, hanya analisa tapi tidak mengulangi datanya. Nah, ini mohon menjadikan perhatian,” tandasnya.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Dirjen Perumahan Perdesaan Kementerian PKP Imran, Plt. Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan KSP Edy Priyono, serta Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa.
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















