Kemitraan yang diinisiasi Fakultas Kehutanan ini mencakup tiga program utama: kolaborasi dalam monitoring populasi orang utan, edukasi publik melalui pembuatan buku dan video, serta pelaksanaan kajian stok karbon tinggi (HCS) di wilayah konsesi PT Mayawana Persada.
Baca Juga: Menteri Kehutanan Raja Juli Apresiasi Penurunan Karhutla di Kalimantan Barat dalam 5 Tahun Terakhir
Buka Peluang bagi Mahasiswa dan Alumni
Menyambut baik kerja sama ini, Direktur PT Mayawana Persada, Iwan Budiman, menegaskan komitmen pihaknya untuk mendukung visi tersebut. Ia mengungkapkan bahwa selama ini persentase terbesar karyawan di perusahaannya berasal dari alumni Fakultas Kehutanan dan masyarakat asli Kalbar.
“Kami berharap orang-orang Kalbar ini menjadi tuan rumah. Ini bentuk komitmen dari kami yang dituangkan menjadi MoU,” ujar Iwan di Ruang Senat Fakultas Kehutanan, Jumat pagi, (25/7).
Secara konkret, kemitraan ini membuka pintu lebar bagi mahasiswa Untan.
“Untuk praktik kerja lapangan atau PKL, kami membuka ruang kepada akademisi untuk masuk dan praktik di tempat kami, baik itu mahasiswa tingkat tiga. Kami berharap kehadiran kami dapat berdampak tidak hanya secara ekonomi, tapi juga pada pembangunan SDM,” tambahnya.
Wujud Nyata Tri Dharma dan Kemitraan SDGs
Guru besar Fakultas Kehutanan Untan, Prof. Gusti Hardiansyah, menyebut kerja sama ini sebagai perwujudan nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi sekaligus implementasi poin ke-17 SDGs, yaitu “kemitraan untuk mencapai tujuan.”
Kerja sama ini disaksikan langsung oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, Prof. Dr. Haruni Krisnawati, yang juga memberikan kuliah umum mengenai pencapaian SDGs.
Kemitraan ini dinilai selaras dengan SDG 15 (Menjaga Ekosistem Darat) yang menjadi inti dari pengelolaan hutan lestari.
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id